TEMPO.CO, Jakarta - Kuwait memerintahkan Duta Besar Filipina di Kuwait agar meninggalkan negara itu dalam tempo sepekan. Kuwait pun menarik utusan khususnya di Filipina untuk melakukan konsultasi. Tindakan itu dilakukan setelah staf kedutaan Filipina memperjuangkan hak-hak buruh migran Filipina di tengah-tengah derasnya laporan tindak kekerasan terhadap buruh migran Filipina di Kuwait.
Baca: Pekerja Filipina Dilecehkan, Duterte Ingatkan Kuwait: Harga Diri
Jessica Demafelis, saudari dari TKW asal Filipina Joanna Demafelis yang tewas di Kuwait, menangis saat menerima peti jenazah saudarinya. Inquirer -- LYN RILLON
Dikutip dari Reuters.com pada Kamis, 26 April 2018, keputusan Kuwait itu adalah puncak dari tiga bulan konflik atas tersebarnya laporan yang menyebut sejumlah buruh migran Filipina didorong untuk bunuh diri oleh majikan mereka yang keji di Kuwait. Kabar ini tak pelak membuat runyam hubungan bilateral Kuwait-Filipina, yang sedang mengupayakan sebuah pakta untuk melindungi para pekerja ekspatriat setelah Filipina melarang buruh migrannya bekerja di Kuwait karena laporan-laporan penyiksaan.
Baca: Kuwait Undang Duterte Selesaikan Kasus Buruh Migran Filipina
Sebelumnya pada Selasa, 24 April 2018, Filipina sudah meminta maaf terhadap tindakan yang dipandang Kuwait sebuah tindakan keji yang menciderai kedaulatannya. Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan Kedutaan Besarnya telah dipaksa untuk membantu para buruh migran Filipina yang mencari bantuan, dimana beberapa kondisi sangat genting karena mengenai hidup dan mati.
Kementerian Luar Negeri Kuwait mengatakan telah memberikan waktu tiga hari kepada Duta Besar Filipina untuk memberikan tiga nama penduduk Filipina di Kuwait, yang telah menculik buruh migran Filipina dari rumah-rumah majikan mereka. Atas permintaan itu, sampai Kamis, 26 April 2018 Kementerian belum mendapat respon dari Kedutaan mereka.
“Pasukan keamanan Kuwait akan memburu mereka yang telah mengganggu keamanan negara dan akan membawa ke pengadilan,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Kuwait, Rabu, 25 April 2018.
Menanggapi sikap Kuwait itu, Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan tindakan yang diambil pemerintah Kuwait saat mengganggu dan tidak konsisten dengan jaminan yang diberikan oleh Duta Besar Kuwait dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter S. Cayetano, pada Selasa, 24 April 2018. Data Kementerian Luar Negeri Filipina mencatat ada lebih dari 260.000 buruh migran Filipina bekerja di Kuwait dan lebih dari 65 persen bekerja sebagai asisten rumah tangga. Pada Februari 2018, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyerukan kepada buruh migran Filipina untuk pulang kampung setelah ditemukannya buruh migran Filipina tewas tersimpan dalam sebuah peti es di sebuah rumah terbengkalai.