TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Partai Umno akhirnya mengumumkan kandidatnya untuk bersaing dengan bekas Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, 93 tahun, di Langkawi dalam memperebutkan kursi di parlemen pada pemilu 9 Mei 2018.
Barisan Nasional, yang dimotori Partai Umno, mengusung politikus senior Nawawi Ahmad, 57 tahun, yang pada pemilu sebelumnya pada 2013 memenangkan suara mutlak di Langkawi.
Baca: Hakim Izinkan Partai Besutan Eks PM Mahathir Ikut Pemilu Malaysia
Nawawi, yang berasal dari Partai Umno, meminta calon pemilu untuk tidak sentimental pada saat mencoblos pada 9 Mei nanti. “Dia (Mahathir) hampir 100 tahun, dengan segala hormat, bagaimana dia memiliki kekuatan fisik dan energi, apalagi untuk melayani rakyat di sini,” kata Nawawi saat pengumuman pencalonan dirinya di Langkawi, Selasa, 24 April 2018 seperti dilansir Channel News Asia.
Baca: Eksklusif - Wawancara Wan Azizah: Dr Mahathir Berpengalaman
Seperti diberitakan sebelumnya, Pakatan Harapan mengusung Mahathir untuk maju sebagai anggota parlemen lewat pemilihan di Langkawi dan diumumkan sekitar dua pekan lalu.
Presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Wan Ismail, yang mengusung Mahathir mengatakan kepada Tempo Langkawi dipilih karena kandidatnya itu pernah bertugas dan memakmurkan daerah ini ketika masih menjadi dokter desa dan kemudian Perdana Menteri.
"Tun M bertanding untuk kursi yang kurang aman menunjukkan kepercayaan diri untuk menang dan sekaligus mengganti pemerintahan," kata Wan Azizah kepada Tempo pada pekan lalu.
Soal kompetitornya itu, Nawawi mengatakan dia menghormati Mahathir sebagai tokoh ayah yang berpengalaman dalam pemerintahan. “Namun kita harus memilih orang yang bisa bekerja siang dan malam, bukannya orang yang hanya datang untuk pemilu tapi kemudian tinggal di Kuala Lumpur,” kata dia.
Menurut pengamat Associate Professor Dr Awang Azman Awang Pawi, kompetisi antara Mahathir dan Nawawi tidak berimbang. “Kompetisi antara Mahathir dan inkumben ini seperti gajah melawan kucing,” kata Awang, yang mengajar di Departemen Budaya dan Masyarakat Melayu, University Malaya.