TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina berlakukan aturan untuk melarang bermain dan mempromosikan game online termasuk poker di semua saluran media sosial. Permainan itu dinilai tidak kompetitif.
Baca: Ini 5 Game Online Tertua di Indonesia, Nomor 1 Masih Eksis
Menurut Gaming Asia Berbasis di Macau, terhitung sejak 1 Juni 2018, poker online dan promosi permainan melalui semua saluran media sosial akan dilarang. Larangan itu merupakan kebijakan baru dari Kementerian Kebudayaan Cina yang menegaskan permainan poker online digunakan sebagai alat perjudian secara ilegal.
Namun pernyataan pemerintah Cina poker sebagai judi dibantah. Alasannya, poker online tidak menggunakan uang asli untuk dipertaruhkan dan para pemainnya hanya memperebutkan kehormatan.
Baca: Syed Sumail Hassan, Gamers Muda Terkaya di Dunia
Alasan itu tidak membuat pemerintah Cina surut. Semua aplikasi yang menawarkan segala bentuk permainan poker pasti ditutup dan dihapus dari toko aplikasi sebelum 1 Juni ini. Saluran media sosial seperti WeChat juga akan dilarang mempromosikan segala bentuk produk Texas Hold'em.
Keputusan itu, menurut Managing Director Hong Kong Poker Players Association, Stephen Lai, akan merugikan industri di seluruh Asia dan sekitarnya.
"Sangat memalukan bahwa pemerintah tidak akan mengizinkan orang berbicara tentang permainan," kata Lai, seperti dilansir South China Morning Post pada 23 April 2018.
Baca: Ekspresi Para Pemain Poker Dunia
Beberapa perusahaan game terkait poker yang terpengaruh oleh keputusan Beijing tersebut termasuk Boyaa Interactive. Perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, mengatakan harga sahamnya turun 12 persen segera setelah larangan tersebut diberitakan. Raksasa e-commerce Cina, Tencent juga terpengaruh dan terpaksa menghapus poker dari toko aplikasinya.
Poker adalah salah satu game online yang meningkat pesat di Cina. Banyak penggemar game atau gamer menggunakannya sebagai latihan sebelum berlomba dengan pemain lain di seluruh dunia.
SOUTH CHINA MORNING POST|ASIAN GAMING TODAY|POKER NEWS