TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menugaskan istrinya untuk mengumpulkan suara kaum wanita dalam pemilu negara itu, yang akan berlangsung 9 Mei 2018.
Dalam konferensi pers di Kuala Lumpur pada Jumat, 20 April 2018, Siti Hasmah Mohamad Ali, 91, yang jarang tampil di muka umum sejak suaminya tidak lagi berkuasa, mendesak perempuan Malaysia untuk mendukung partai oposisi demi terciptanya masa depan lebih baik.
Baca: Eksklusif - Wawancara Wan Azizah: Dr Mahathir Berpengalaman
Konferensi pers itu diadakan bersama dengan pemimpin oposisi Wan Azizah Wan Ismail, yang merupakan istri dari mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang dipenjara.
Pendiri Partai Pribumi Bersatu Malaysia, Mahathir Mohamad (memegang mikrofon), dan Presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Wan Ismail (berkerudung). Utusan Online/Saharuddin Abdullah
Siti Hasmah dan Wan Azizah menghimbau dukungan perempuan untuk koalisi oposisi, dengan mengatakan perempuan dapat menjadi raja dalam pemilihan.
Baca: Eksklusif - Wan Azizah Ungkap Rahasia Mahathir Maju dari Langkawi
"Jika Anda bertanya kelompok mana yang memiliki kemampuan untuk menjadi raja dalam pemilihan umum ke-14 ini, kami yakin jawabannya adalah kaum perempuan," kata keduanya, seperti dilansir South China Morning Post pada Sabtu, 21 April 2018.
"Kami mendesak para ibu yang mencintai keluarga mereka dan masa depan negara ini untuk memilih pada 9 Mei. Pilihlah yang terbaik untuk masa depan keluarga dan negara kita."
Dari jumlah total 15 juta kaum perempuan Malaysia, lebih dari setengahnya memiliki hak pilih pada pemilu.
Pada kesempatan itu, Siti Hasmah juga mengatakan dia awalnya menolak ketika Mahathir, 92, memutuskan untuk kembali ke politik. Tetapi setelah diyakinkan itu adalah tugas mulia bagi kemajuan Malaysia suaminya yang pensiun di 2003, dia akhirnya mendukung.
Dalam wawancara secara terpisah dengan Tempo pada Rabu, 18 April 2018, Wan Azizah meyakini Partai Keadilan Rakyat dan aliansi Pakatan Harapan bisa memenangkan pemilu dan mengganti pemerintahan. Dia mengatakan Mahathir merupakan figur yang cocok untuk menggantikan PM Najib Razak.