TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Utara dan Korea Selatan bersepakat untuk membuka sambungan telepon khusus yang langsung menghubungkan pemimpin kedua negara Kim Jong Un dan Moon Jae-in.
Jaringan yang dibuka sepekan sebelum KTT antara Kim Jong Un dan Presiden Selatan Moon Jae-in di Zona Demiliterisasi itu akan langsung menghubungkan Istana Biru di Seoul dengan kantor Komisi Urusan Luar Negeri Korea Utara di Pyongyang.
Baca: Korea Utara Deklarasi Stop Uji Coba Nuklir, Trump Bilang Apa?
"Koneksi historis dari hotline antara pemimpin kedua Korea baru saja dibentuk," kata pejabat senior Blue House, Youn Kun-young, seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 21 April 2018.
Dia menambahkan, percakapan pertama antara pejabat kedua negara berlangsung 4 menit dan 19 detik pada Jumat, 20 April 2018.
Baca: Reaktor Nuklir Korea Utara Terbengkalai, 100 Juta Orang Terancam
Ini adalah langkah terbaru dalam upaya perbaikan hubungan diplomasi di dan sekitar semenanjung Korea, yang diawali oleh Olimpiade Musim Dingin di Selatan.
Kim Jong Un dan Moon dijadwalkan bertemu pada Jumat pekan depan di sisi selatan DMZ. Itu akan menjadi KTT antar-Korea ketiga sejak Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata.
Pertemuan puncak pada pekan depan ini akan menyepakati penghentian penuh program senjata nuklir Korea Utara dan perdamaian antara Korea Utara dan Selatan. Pertemuan ini akan digelar di Zona Demiliterisasi, yang terletak di perbatasan kedua Korea.
Menyambut KTT itu, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengatakan pemerintah Korea Utara telah mengungkapkan niatnya untuk melakukan denuklirisasi penuh semua senjata pemusnah massal nuklir.
Senjata nuklir Kim Jong Un menjadi sumber masalah dan perselisihan antara Korea Utara dengan banyak negara.
Moon juga mengatakan rezim Korea Utara, Kim Jong Un, tidak mengajukan prasyarat penarikan penuh 28 ribu pasukan Amerika Serikat dari Korea Selatan sebagai imbalan denuklirisasi.