TEMPO.CO, Canberra - Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, menegaskan angkatan laut negaranya berhak melakukan navigasi di Laut Cina Selatan. Pernyataan itu dikeluarkan menyusul laporan tiga kapal perang Australia dihadang kapal dari angkatan laut Cina.
Kapal-kapal Australia itu dihadang kapal dari Angkatan Laut Pembebasan Rakyat (PLA) ketika melintasi perairan yang disengketakan dalam perjalanan menuju Vietnam.
"Australia menegaskan dan menerapkan haknya untuk kebebasan navigasi di seluruh samudra dunia, termasuk Laut Cina Selatan," kata Turnbull seperti dilansir CNN pada 20 April 2018.
Baca: Cina Gelar Latihan Perang Laut Terbesar sejak Merdeka 1949
Pemerintah Cina lewat Kementerian Pertahanan, juga telah mengkonfirmasi insiden itu melalui pernyataan pada Jumat, 20 April 2018. Kementerian itu menjelaskan PLA menggunakan bahasa profesional dan sesuai standar internasional saat menghadang 3 kapal Australia pada 15 April 2018.
Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua
Kapal angkatan laut Australia Anzac, Toowoomba dan Success berada di Asia Tenggara dalam misi 3 bulan, yang akan melibatkan latihan perang dengan sejumlah negara di kawasan itu.
Baca: Kapal Penghancur Amerika Datang, Cina Meradang
The Toowoomba berlayar ke Vietnam dari Malaysia, sementara dua kapal perang Australia lainnya pergi melalui Laut Cina Selatan dari Subic Bay di Filipina.
Seperti dilansir Reuters, China baru-baru ini menyelesaikan latihan militer besar-besaran di Laut Cina Selatan, yang menjadi wilayah laut sengketa dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.
Latihan perang angkatan laut cina ini melibatkan 48 kapal perang berbagai jenis dan 76 pesawat jet tempur. Latihan perang ini ditutup oleh Presiden Xi Jinping, yang meminta pasukannya melakukan modernisasi massal agar setara dengan angkatan laut kelas dunia. Dia juga meminta angkatan laut membuat berbagai simulasi pertempuran moderen di Laut Cina Selatan.