Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kamboja Mengincar Sam Rainsy, Tuding Sabotase Pemilu

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Mantan Pemimpin Oposisi Kamboja, Sam Rainsy, saat kunjungan ke kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, 16 April 2018. TEMPO/Fajar Januarta
Mantan Pemimpin Oposisi Kamboja, Sam Rainsy, saat kunjungan ke kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, 16 April 2018. TEMPO/Fajar Januarta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri Kamboja mengancam bakal mengambil tindakan hukum terhadap pemimpin oposisi Sam Rainsy dan rekan-rekannya, yang dituding bakal menyabotase pemilihan nasional mendatang.

Khieu Sopheak, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan seruan boikot pemilu Rainsy, yang tinggal di pengasingan, tidak mempengaruhi rakyat Kamboja yang sekarang sedang menikmati perdamaian dan pembangunan.

Baca: Oposisi Sebut Kamboja di Ambang Bangkrut, Ini Penyebab Utamanya

"Tetapi jika kelompok ini menghasut dan menyebabkan kekacauan sosial, angkatan bersenjata akan segera mengambil tindakan terhadap mereka," kata Gen Sopheak. "Kami telah siap untuk menjaga ketertiban dan stabilitas sosial, dan sepenuhnya mampu mengambil tindakan terhadap mereka."

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. AP Photo 

Reaksi itu muncul setelah Rainsy berulang kali mendesak calon pemilih untuk menjauhkan diri dari jajak pendapat jika Cambodia National Rescue Party, yang pernah dipimpin Rainsy dan dibubarkan pemerintah, tidak dipulihkan sebelum pemilu berlangsung pada akhir Juli 2018.

Baca: Indonesia Diharapkan Bantu Atasi Demokrasi Lumpuh di Kamboja

Rainsy juga meminta pemerintah Jepang untuk memulihkan demokrasi di Kamboja, dan mendesak masyarakat internasional untuk tidak mengakui hasil pemilu 2018 tanpa partisipasi partai oposisi CNRP.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

CNRP dibubarkan oleh Mahkamah Agung pada November setelah pemimpinnya Kem Sokha dipenjara atas tuduhan makar karena diduga bersekongkol dengan Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah melalui revolusi.

Setelah pembubaran CNRP, Rainsy membentuk Gerakan Penyelamatan Nasional Kamboja, yang telah dicap sebagai "kelompok teroris" oleh Perdana Menteri Hun Sen, yang berkuasa.

Pada Januari, Rainsy mendirikan CNRM sebagai tanggapan atas pembubaran partai oposisi oleh Mahkamah Agung, dengan tujuan membantu CNRP dihidupkan kembali untuk mengikuti pemilihan nasional pada Juli mendatang.

Rainsy mendesak rakyat Kamboja untuk memprotes pemerintah, menyerukan kepada angkatan bersenjata untuk tidak menembak demonstran dan menghimbau masyarakat internasional memotong bantuan.

Komite Pemilihan Umum pekan lalu memperingatkan siapa pun yang menyerukan boikot pemilu nasional mendatang akan dihukum.

UU Pemilu Kamboja menyatakan siapa pun yang tertangkap saat berupaya mencegah warga negara yang memenuhi syarat dari pemungutan suara dapat didenda antara $1.250 dan $ 5.000 atau sekitar Rp17 -- 70 juta.

Pada pekan lalu, Sam Rainsy bertandang ke kantor Media Tempo dan beberapa media nasional lainnya. Kepada Tempo, Rainsy bercerita jika kondisi perekonomian Kamboja memburuk dan negara terancam bangkrut karena mismanajemen oleh pemerintah Hun Sen. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

10 hari lalu

Taylor Swift tampil dalam konser
Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.


Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

10 hari lalu

Bongkar muat beras impor dari Vietnam di dermaga II Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Kamis, 14 Maret 2024. Foto: Istimewa
Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional


Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

15 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.


Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

16 hari lalu

Kuil Bayon di Angkor Wat, Kamboja (Pixabay)
Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.


Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

32 hari lalu

PM Kamboja, Hun Sen bereaksi atas pertanyaan jurnalis saat dia berjaalan dengan PM Australia Malcolm Turnbull di sela-sela KTT Asean--Australia, 16 Maret 2018. Reuters
Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

Partai berkuasa di Kamboja mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan Senat, membuka peluang bagi mantan Perdana Menteri Hun Sen kembali ke politik


9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

53 hari lalu

Sejumlah hewan ekstrim yang telah dibakar atau diasapi yang dijual di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara, 2 Desember 2015. Pasar yang berjarak 25 km dari pusat Kota Manado tersebut menjajakan kuliner ekstrim seperti daging anjing, kucing, babi, tikus hutan, ular, serta kelelawar, yang jarang ditemui di pasar tradisional pada umumnya. Pasar unik ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung.  TEMPO/Iqbal Ichsan
9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.


Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

53 hari lalu

Hun Manet, calon perdana menteri Kamboja, mendaftar di Majelis Nasional pada hari pemungutan suara parlemen untuk mengukuhkan perdana menteri berikutnya, di Phnom Penh, Kamboja, 22 Agustus 2023. REUTERS/Cindy Liu
Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

Tiga aktivis Kamboja telah ditahan di Thailand menjelang rencana kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet


Tiktoker Vietnam yang Sebut Angkor Wat berada di Thailand Didenda Rp4,6 Juta

6 Januari 2024

Seorang wisatawan memotret salah satu bagian candi Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja, (1/12). Angkor Wat masuk daftar situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 1992. ANTARA/Wahyu Putro A
Tiktoker Vietnam yang Sebut Angkor Wat berada di Thailand Didenda Rp4,6 Juta

Angkor Wat adalah kompleks kuil kuno di Kamboja yang mendapat status situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1992.


Jenazah WNI Korban TPPO di Kamboja Diserahkan ke Keluarga

31 Desember 2023

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Phnom Penh pada 30 Desember 2023, memfasilitasi pemulangan satu jenazah WNI korban perdagangana manusia di Kamboja. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Jenazah WNI Korban TPPO di Kamboja Diserahkan ke Keluarga

Kementerian Luar Negeri RI menyerahkan ke keluarga jenazah satu WNI korban TPPO di Kamboja yang meninggal karena radang paru-paru.


Kementerian Luar Negeri Pulangkan Jenazah WNI Korban Perdagangan Manusia di Kamboja

30 Desember 2023

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Kementerian Luar Negeri Pulangkan Jenazah WNI Korban Perdagangan Manusia di Kamboja

WNI yang meninggal akibat penyakit radang paru-paru ini diduga bekerja untuk sebuah perusahaan online scam di Kamboja.