TEMPO.CO, Seoul – Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengatakan pemerintah Korea Utara telah mengungkapkan niatnya untuk melakukan denuklirisasi penuh semua senjata pemusnah massal nuklir.
Moon juga mengatakan rezim Kim Jong Un tidak mengajukan prasyarat penarikan penuh pasukan Amerika Serikat dari Korea Selatan sebagai imbalan denuklirisasi. Saat in, AS menaruh sekitar 28 ribu pasukan di Korea Selatan, yang membuat Korea Utara meradang.
Baca: Soal Korea Utara, Trump: Semua Senjata Nuklir harus Berakhir
“Korea Utara telah menyatakan kesediaannya untuk mengakhiri program nuklir tanpa membuat tuntutan penarikan pasukan AS dari Semenanjung Korea,” kata Moo dalam jumpa pers di Gedung Biru, Korea Selatan, seperti dilansir CNN, Kamis, 19 April 2018.
Foto kombinasi, CIA Director Mike Pompeo (kiri), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan). REUTERS/Yuri Gripas (kiri) & KCNA handout via Reuters & Kevin Lamarque (kanan).
Moon mengatakan tanpa adanya tuntutan itu, seperti dilansir Reuters, maka akan mempermudah proses normalisasi hubungan kedua Korea dan AS. Apalagi, ketiga negara bakal menggelar pertemuan puncak antara Korea Utara dan Selatan, yang akan diikuti Korea Utara dan AS.
Baca: Pejabat Korea Utara Minta Maaf ke Jurnalis Korea Selatan
Pertemuan puncak pada pekan depan ini akan menyepakati penghentian penuh program senjata nuklir Korea Utara dan perdamaian antara Korea Utara dan Selatan. Pertemuan ini akan digelar di Zona Demiliterisasi, yang terletak di perbatasan kedua Korea.
“Mereka (Korea Utara) bicara soal penghentian kebijakan permusuhan terhadap Korea Utara dan menjamin keamanan mereka. Dengan adanya klarifikasi soal ini, AS dan Korea Utara bersepakat untuk menggelar pertemuan puncak,” kata Moon.
Kim Jong Un dan istrinya Ri Sol Ju bertemu dengan Song Tao, kepala Komite Sentral Partai Komunis China (CPC), dalam foto yang dirilis di Pyongyang 17 April 2018. KCNA/Reuters
CNN melansir konsesi dari Korea Utara soal penarikan pasukan AS dari Korea Selatan ini muncul setelah Trump menyatakan akan membatalkan pertemuan puncak dengan Kim Jong Un jika tidak sesuai harapan.
“Jika kita pikir pertemuan itu tidak akan berhasil, kita tidak akan melakukannya,” kata Trump sambil menambahkan,”Jika pertemuan yang saya hadiri tidak menghasilkan saya dengan hormat akan meninggalkan pertemuan itu.” AS dan Korea Utara masih membahas lokasi dan waktu pertemuan puncak keduanya, yang akan digelar akhir Mei atau awal Juni 2018.