TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berbicara dengan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk membentuk pasukan koalisi Arab guna menggantikan posisi Amerika di Suriah.
"Keinginan Presiden disampaikan secara jelas, Amerika Serikat tetap ingin melanjutkan dan berperang melawan ISIS di Suriah Utara. Presiden juga percaya pasukan regional di Timur Tengah tetap melanjutkan perjuangannya melawan ISIS," kata David M. Satterfield, pejabat di Kementerian Luar Negeri Amerika.
Baca: Amerika Serikat Tak Ingin Terlibat Perang di Suriah
Sistem pertahanan udara jarak menengah buatan Rusia, Buk-M2, merupakan salah satu andalan Suriah saat menghadapi serangan udara Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis pada 14 April 2018. Rudal Buk-M2 dapat menghancurkan rudal balistik taktis dan rudal jelajah pada jarak 20 km. Rusia mengirim delapan Buk-M2 ke Suriah pada 2010-2013. sputniknews.com
Saat ini, Amerika sedang mengejar kontribusi Mesir, Bahrain, Yordania, Kuwait, Oman, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab untuk membantu menghadapi Iran di Suriah. Seorang sumber yang dekat dengan Gedung Putih mengatakan kepada CNN, Selasa, 17 April 2018, Amerika segera menarik pasukannya di Suriah dalam waktu dekat.
"Posisi yang ditinggalkan harus yang ada yang menempati. Amerika Serikat akan meminta negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir," ujar sumber yang tak bersedia disebutkan namanya itu.
Pasukan Amerika Serikat dan sekutunya, Inggris dan Prancis, menembakkan rudal-rudalnya ke 3 lokasi penting di Damaskus dan Homs di Suriah [ABC NEWS]
Dalam laporannya pada awal April, CNN menyebutkan Gedung Putih menyatakan kepada Arab Saudi dan Dewan Kerja Sama Teluk bahwa Amerika akan mengurangi jumlah pasukan di Suriah. Namun rencana tersebut belum mendapatkan sambutan dari para pejabat militer.
Baca: Liga Arab Dukung AS dan Sekutunya Gempur Suriah
Meskipun demikian, rencana Amerika Serikat mendapatkan sambutan positif dari Arab Saudi. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel bin Ahmed Al-Jubeir mengatakan negaranya siap mengirimkan pasukan ke Suriah bersama sejumlah negara Arab lain.