TEMPO.CO, Malaysia - Perang kata mewarnai situasi politik Malaysia menjelang pencobolosan pemilihan umum 9 Mei 2018 antara Ketua Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), Mahathir Mohamad, dan Ketua Parti Islam SeMalaysia (PAS), Abdul Hadi Awang.
Mahathir, 92 tahun, mengatakan kepada Hadi bahwa dia sebaiknya menjadi ustad di kampung dari pada menjadi politisi karena tidak memiliki pengetahuan memadai.
Baca: Toko Roti Bangkrut, Mahathir Mohamad Salahkan PM Najib Razak
“Dia tidak tahu apa-apa mengenai politik, apalagi mengenai pemerintahan. Lihat saja apa yang terjadi pada Terengganu di bawah kepemimpinannya,” kata Mahathir merujuk kepada masa jabatan satu periode Hadi sebagai menteri besar dari Terengganu untuk periode 1999 – 2014, seperti dilansir Straitstimes mengutip Malay Mail Online, Rabu, 18 April 2018.
Baca: Langkawi Jagokan Mahathir Mohamad di Pemilu Malaysia 2018
Mahathir mengatakan ini setelah Hadi, yang berusia 22 tahun lebih muda, sebelumnya menyarankan agar Mahathir berhenti berpolitik karena telah berusia sepuh.
Hadi menyarankan Mahathir, yang berlatar belakang pendidikan kedokteran, sebaiknya bekerja sebagai dokter di Klinik 1Malaysia, yang dikelola pemerintah, dari pada maju sebagai penantang inkumben Perdana Menteri Najib Razak. PAS dan UMNO, yang merupakan partai yang dipimpin Najib, belakangan menjalin hubungan lebih erat setelah PAS berpisah dari koalisi partai oposisi Pakatan Harapan, yang didukung Parti Keadilan Rakyat, PPBM, dan Democratic Action Party.
Mahathir menambahkan, Hadi sebaiknya belajar mengenai ilmu agama lebih dalam sehingga pengetahuannya bertambah. “Lalu dia bisa kembali dan jika dia pintar maka dia bisa mengajar di Universiti Islam,” kata Mahathir.
Mahathir juga mengkritik PM Najib Razak karena toko roti dan bistro miliknya, The Loaf, tutup 12 outlet. Menurut Mahathir, ini terjadi karena perekonomian yang memburuk.
Soal ini, PM Najib menanggapi. “Jika sebuah bisnis tidak berjalan baik atau tutup, apakah itu salah pemerintah? Mungkin rotinya tidak enak atau harganya terlalu tinggi. Ada banyak alasan,” kata Najib seperti dilansir Malaysiakini. Mahathir dan Najib awalnya sahabat politik sebelum keduanya berpisah pada 2016 karena perbedaan pandangan.