TEMPO.CO, Havana – Presiden Kuba, Raul Castro, 86 tahun, bakal segera lengser dari jabatannya dan digantikan oleh Miguel Diaz- Cael, 57 tahun, yang saat ini sebagai wakil Presiden.
Ini menjadi era baru berakhirnya kekuasaan Castro bersaudara, yang telah memimpin negeri di Amerika Latin ini sejak revolusi 1959.
Baca: Masa Castro Pimpin Kuba Berakhir 2018
Raul Castrol bakal lengser pada Kamis, 19 April 2018 waktu setempat, setelah sempat berkuasa selama sekitar sepuluh tahun. Dia menggantikan abangnya, Fidel Castro, yang kemudian meninggal pada 2016. Fidel sempat memimpin Kuba selama sekitar 52 tahun dengan ideologi komunis.
Sopir taksi sepeda motor Ricardo Medina, 60 tahun, mengangkut penjual sayur Rigoberto Herrera Mendez (kiri), dan penjual kelapa Osvaldo Ochoa di Campo Florido, timur Havana, Kuba, 13 April 2018. Ketiga pria itu menyampaikan harapan bahwa kepemimpinan pemerintah yang baru akan memperbaiki keadaan. AP/Ramon Espinosa
“Perubahan pucuk pimpinan ini ke generasi pemimpin komunis yang muda merupakan peristiwa bersejarah bagi negara kepulauan ini,” begitu dilansir media Reuters, Rabu, 18 April 2018.
Baca: Fidel Castro, Tokoh Revolusi Kuba, Meninggal
Namun, perubahan pucuk pimpinan ini diperkirakan tidak bakal banyak berdampak terhadap sistem satu partai dan kekuasaan sentralisasi negara dalam pengelolaan ekonomi.
Menurut penulis Irina Echarry, yang menulis artikel berjudul “Cuba, Just Hours Before A New President” di situs Havana Times, mayoritas warga Kuba cenderung apatis dengan pergantian pucuk pimpinan ini.
“Orang tidak membicarakan isu ini baik saat mereka mengantri kendaraan atau saat berkumpul di depan rumahnya,” kata dia.
Lagi pula, menurut Irina, Raul Castro tetap menjabat sebagai ketua Partai Komunis Kuba. Posisi ini memberinya kekuasaan penuh mengenai cara mengatur negara siapapun Presidennya.