TEMPO.CO, Douma - Tim keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendapat serangan di Kota Douma, Suriah, saat sedang mengintai lokasi menjelang kedatangan tim inspeksi anti senjata kimia terkait serangan senjata kimia di kota itu pada 7 April 2018.
Tim inspeksi dari Organisasi Pencegahan Senjata Kimia (OPWC), yang berbasis di Belanda, telah tiba di Douma sejak akhir pekan lalu untuk melaksanakan tugasnya.
Baca: Tim Penyidik Penggunaan Senjata Kimia Boleh Masuk Douma Suriah
Direktur Jenderal OPCW, Ahmet Uzumcu, mengatakan Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB memutuskan mengirim tim pengintaian ke dua lokasi di Douma sebelum tim inspeksi tiba.
“Saat tiba di lokasi, ada kerumunan masa berkumpul. Tim keamanan PBB menyarankan tim pengintaian ditarik dari lokasi,” kata Ahmet dalam jumpa pers di markas OPCW, Rabu, 18 April 2018, seperti dilansir Reuters.
Suriah masih menggunakan sistem pertahanan udara jarak jauh yang dibuat Uni Soviet, S-200 (NATO menyebutnya SA-5 Gammon). Rudal S-200 dapat menjangkau target sejauh 177-300 km dengan ketinggian maksimum 35 km. Rudal ini diperkuat empat roket berbahan bakar padat dan mampu melesat hingga kecepatan 4 Mach atau 5.000 km/jam. wikipedia.org
Media CNN melansir, tim keamanan mendapat tembakan senjata dan juga terdengar ledakan bom di sekitar lokasi.
Baca: Suriah Tantang Pembuktian Penggunaan Senjata Kimia
Tim OPCW ini mendapat mandat dari DK PBB untuk mengetahui siapa pelaku penyerangan senjata kimia di Kota Douma pada 7 April 2018.
Negara-negara Barat menuding pemerintah Suriah menyerang warga kota dengan gas klorin sehingga menewaskan sekitar 70 orang.
Sebaliknya, pemerintah Suriah dan Rusia, yang menjadi sekutu, menuding serangan dilakukan pasukan anti-Assad. Ini dilakukan, menurut kedua negara, untuk menyalahkan Suriah sehingga mendapat serangan.
Kerusakan akibat serangan udara AS terhadap fasilitas riset senjata kimia, penyimpanan senjata dan pos komando militer di Suriah. Foto di kiri sebelum penyerangan dan foto di kanan setelah hantaman rudal presisi Digitalglobe.com
AS, Inggris dan Prancis menyerang Suriah menggunakan rudal presisi pada akhir pekan lalu. Sekitar 103 rudal ditembakkan dari pesawat jet tempur dan kapal perang, yang beroperasi di Laut Mediterania dan Laut Merah.
CNN melansir serangan ini menyasar target utama militer Suriah yaitu pos komando militer dan fasilitas penyimpanan di dekat Kota Homs, dan instalasi riset dan produksi senjata kimia di ibu kota Damaskus.
Media Sputnik melansir militer Rusia, yang memasok sistem antiserangan rudal di Suriah, berhasil menembak jatuh sekitar 70 rudal sekutu.