TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh laki-laki yang diduga terlibat dalam tindak kejahatan geng perkosaan dan pembunuhan anak 8 tahun bernama Asifa Bano, dihadirkan ke persidangan pada Senin, 16 April 2018. Dalam persidangan itu, ironisnya ketujuh pelaku mengaku tak bersalah.
Dikutip dari situs al-Jazeera pada Selasa, 17 April 2018, selain mengaku tidak bersalah, ketujuh pelaku mengajukan tes Narcoanalysis atau NARCO. Tes ini adalah sebuah teknik yang digunakan oleh tim penyidik di India untuk mendapatkan pengakuan yang sesungguhnya. NARCO digunakan dengan cara menyuntikkan satu dosis serum kebenaran atau sodium pentothal. Diantara para pelaku yang disidangkan itu adalah aparat kepolisian.
“Para tertuduh mengatakan dipersidangan bahwa tes NARCO harus dilakukan dan mereka siap untuk melakukan tes tersebut,” kata Konsul Ankur Sharma. Persidangan sesi dengar akan dilanjutkan pada 28 April 2018.
Baca: Asifa Bano, Anak Gembala Tewas Disulut Kebencian Agama di India
Kelompok nasionalis Hindu berunjuk rasa pada hari Rabu, 11 April 2018 menuntut para tersangka pembunuh bocah perempuan pengembala beragama muslim, Asifa Bano dibebaskan. [REUTERS]
Baca: Modi Jamin Keadilan untuk Asifa, Anak Korban Kekejaman di India
Sanji Ram, pelaku utama multi-kejahatan ini, mengatakan dipersidangan bahwa tuduhan terhadapnya adalah sebuah konspirasi. Dia bersama pelaku geng perkosaan terhadap Asifa lainnya, meminta ditransfer dari penjara kepolisian pusat ke biro pusat investigasi.
Kasus perkosaan terhadap Asifa mengejutkan masyarakat India dan publik dunia. Asifa adalah anak pengembala kuda di Kathua, negara bagian Kashmir. Pada Januari 2018, dia diculik, dibius, diperkosa dan disekap selama hampir 5 hari di sebuah kuil Hindu. Dia lalu dicekik dan mayatnya dibuang ke hutan.