TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara lewat telepon membahas serangan rudal-rudal Amerika Serikat dan sekutunya, Inggris dan Prancis ke Suriah pada Jumat pekan lalu.
Dalam pembicaraan telepon, Putin memperingatkan jika Barat melakukan serangan lanjutan ke Suriah, maka dunia akan kacau balau. Putin mengatakan, serangan Barat telah merusak peluang untuk mencapai resolusi politik dalam konflik Suriah.
Baca: Media Jerman, Rusia Siapkan Pengganti Assad di Suriah
"Vladimir Putin, menekankan jika tindakan serangan ke Suriah terus dilakukan, maka itu pasti akan menyebabkan kekacauan dalam hubungan internasional," demikian pernyataan Kremlin, seperti dilansir Reuters pada 16 April 2018.
Amerika Serikat, Prancis dan Inggris meluncurkan 105 rudal yang menargetkan tiga fasilitas senjata kimia di Suriah. Serangan itu sebagai pembalasan atas dugaan serangan gas beracun di Douma pada 7 April yang menewaskan sedikitnya 75 warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.
Baca: Trump Ancam Serang Rudal, Ini Tanggapan Putin dan 3 Tokoh Rusia
Negara-negara Barat menyalahkan Presiden Suriah Bashar al-Assad atas serangan Douma itu. Pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, membantah terlibat dalam serangan semacam itu.
Pernyataan Kremlin terkait percakapan Putin dan Rouhani diberikan menyusul pengumuman akan adanya sanksi baru yang diyakini menyasar Rusia oleh Amerika Serikat.
Baca: Kisah Tragis Tentara Bayaran Rusia Tewas di Suriah
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan akan mengumumkan sanksi ekonomi baru yang ditujukan pada perusahaan terkait dengan senjata kimia Assad. Menanggapi pernyataan Haley tentang rencana sanksi baru, Evgeny Serebrennikov, Wakil kepala komite pertahanan di majelis tinggi parlemen Rusia, mengatakan Moskow siap menerima hukuman itu.