TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Amerika Serikat dalam perang sipil Suriah telah menjadi sorotan dunia internasional. Serangan senjata kimia di kota Douma, Suriah pada 7 April 2018 telah membuat ketegangan kedua negara memuncak. Menjawab situasi ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Goegievna Verobieva, meyakinkan setiap tindakan Moskow mendapat dukungan sebagian besar masyarakat Rusia.
Selain dalam perang sipil Suriah, Rusia juga sedang bersitegang dengan negara-negara barat dalam kasus serangan racun saraf terhadap mantan agen mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya di Inggris pada 7 Maret 2018. Tuduhan Rusia dalang dibalik serangan ini, telah memicu gelombang pengusiran diplomat Rusia oleh negara sekutu Inggris.
“Masyarakat Rusia telah memilih presiden dan seperti negara demokrasi lainnya, selalu ada oposisi. Ini normal. Akan tetapi, sebagian besar masyarakat Rusia mendukung pemimpin kami, yaitu Presiden Putin,” kata Verobieva, Jumat, 13 April 2018.
Baca: Kunjungan Putin ke Indonesia Diputuskan Setelah Inagurasi
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Goegievna Verobieva sedang memberikan keterangan pers mengenai situasi kawasan, Jumat, 13 April 2018. TEMPO/Suci Sekar
Baca: Putin: Amerika Serikat Mengepung Rusia
Presiden Putin pada 18 Maret 2018 kembali terpilih menjadi Presiden Rusia dengan 73.8 persen suara, mengalahkan 7 kandidat presiden Rusia lainnya. Dia akan memimpin Rusia untuk enam tahun ke depan atau sampai 2024. Terpilihnya Putin disaat hubungan Rusia dengan negara-negara barat dalam kerapuhan.
“Saya rasa Amerika Serikat dan Inggris mengerti bahwa mereka tidak bisa mengintervensi pemilu kami. Masyarakat Rusia mengerti situasi macam apa yang dihadapi Rusia saat ini,” kata Igor Morozov, anggota manjelis tinggi Rusia.
Dikutip dari situs themoscowtimes.com, Putin berjanji akan menggunakan kemenangannya ini untuk meningkatkan pertahanan Rusia terhadap negara-negara Barat dan meningkatkan standard hidup masyarakat Rusia. Para pendukung Putin menilai kemenangan ini adalah sebuah pembenaran atas kekerasan sikap Putin terhadap negara-negara Barat.