TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia yang baru, Lyudmila Goegievna Vorobieva, memastikan masyarakat Rusia tidak ingin melihat adanya Perang Dunia III. Masyarakat Rusia dan dunia, sudah cukup menderita dari perang dunia sebelumnya.
Hal itu dilontarkan Verobieva menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Nasional Turki, Nurettin Canikli, yang memperingatkan Perang Dunia III bisa meletup menyusul ketegangan yang memuncak antara dua negara kekuatan dunia, yakni Rusia dan Amerika Serikat terkait perang sipil Suriah.
Ketegangan meningkat saat Rusia dan Amerika Serikat saling gertak akan melancarkan serangan militer menyusul serangan senjata kimia di Douma, Suriah pada 7 April 2018, yang menewaskan sedikitnya 60 warga sipil.
“Pada 9 Mei nanti, kami akan memperingati kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II. Kami tentu tak ingin ini terjadi lagi,” kata Vorobieva, Jumat, 13 April 2018 di Jakarta.
Baca: Inggris dan Rusia Minta Investigasi Serangan Kimia di Suriah
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Goegievna Verobieva sedang memberikan keterangan pers mengenai situasi kawasan, Jumat, 13 April 2018. TEMPO/Suci Sekar
Pada 1945, Jerman menyerah pada Uni Soviet dan hal ini diperingati sebagai Hari Kemenangan bagi Rusia dan berakhirnya Perang Patriotik bagi USSR, Jerman, yang menewaskan sekitar 25 juta warga sipil dalam 4 tahun pertempuran.
Baca: Vladimir Putin: Rudal Setan 2 Tak Bisa Dihancurkan Siapapun
Sebelumnya Canikli dalam wawancara dengan 24TV Ukraina mengatakan jika sebuah serangan terjadi antara pasukan militer Suriah yang didukung oleh Rusia atau serangan yang dilakukan oleh pasukan militer yang didukung oleh Amerika Serikat, maka Rusia tidak akan mungkin mengelak, jika tidak ingin kehilangan pengaruhnya.
Dikutip dari express.co.uk, Canikli mengatakan pertempuran serius mungkin bisa terjadi. Satu saja letupan bisa membuat satu kawasan dalam kondisi berperang. Untuk itu, Turki menyerukan seluruh pihak di Rusia dan Amerika Serikat agar menahan diri.