TEMPO.CO, Jakarta - Kunjungan tiga hari putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ke Prancis menghasilkan penandatanganan 20 kesepakatan ekonomi senilai lebih dari US$ 18 miliar atau setara dengan Rp 246,5 triliun. Dari 20 kesepakatan ekonomi itu, menurut Reuters yang dikutip Middle East Monitor, 11 April 2018, di antaranya mengenai penjualan senjata.
Sedangkan menurut Arab News, kesepakatan ekonomi yang diteken Bin Salman dan Presiden Prancis Emmanuel Macron termasuk sektor petrokimia, pengelolaan air, turisme, kesehatan, pertanian dan budaya.
Baca: Sambut Pangeran Saudi Mohammed, Paris Gelar Pameran Seni
Total nilai kesepakatan itu sudah termasuk di dalamnya kesepakatan yang dicapai antara perusahaan minyak raksasa Arab Saudi, Aramco dengan perusahaan minyak terbesar Prancis, Total untuk membangun kompleks petrokimia senilai us$ 9 miliar di Jubail, Arab Saudi.
Dengan kerja sama Aramco dan Total, diperkirakan akan menciptakan 8 ribu pekerjaan baru di Arab Saudi.
Mengenai kesepakatan penjualan senjata ke Arab Saudi ditolak oleh 75 persen rakyat Prancis. Mereka menuntut presiden Macron membatalkan penjualan senjata ke Saudi dan Uni Emirat Arab.
Baca: Tiba di Paris, Pangeran Mohammed Sambangi Macron
Mereka di antaranya kelompok HAM yang telah mengingatkan kemungkinan tentang langkah hukum yang akan mereka ambil jika pemerintahan Macron tak menghentikan penjualan senjata ke negara terkaya di kawasan Teluk itu.
"Operasi militer sepanjang sejarah, negara apapun itu, pernah melakukan kesalahan," bin Salman kepada wartawan di Paris atas tudingan pasukan Arab Saudi telah menewaskan warga sipil Yaman.
Sejumlah kelompok HAM Yaman resmi menggugat Bin Salman di pengadilan di Prancis hari Selasa, 10 April 2018. Mereka menuding Bin Salman terlibat melakukan penyiksaan dan tindakan tidak manusiawi di Yaman.