TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sebuah gambar pelabuhan kota Gaza, yang diambil lewat sebuah pesawat tanpa awak, wartawan foto dan video jurnalis, Yaser Murtaja, menuliskan kata-kata, yang membuat orang sedih membacanya setelah dia berpulang ke rumah Tuhan. Foto itu diunggahnya melalui akun Facebook miliknya pada 24 Maret 2018.
“Saya berharap hari saat saya dapat mengambil gambar ini adalah ketika saya ada di angkasa, bukan didaratan. Nama saya Yaser, saya 30 tahun, saya tinggal di kota Gaza dan saya tidak pernah bepergian selama hidup saya,”
Baca: Indonesia Mengecam Serangan Israel di Perbatasan Gaza
Jurnalis Palestina, Yaser Murtaja. facebook.com
Dua pekan setelah dia mengunggah mimpinya itu, Murtaja terbunuh oleh bedil tentara Israel saat meliput unjuk rasa Pawai Kepulangan pada Jumat, 6 April 2018. Aksi protes Pawai Kepulangan dilakukan di dekat perbatasan Gaza – Israel.
Baca: Wartawan Foto Palestina Tewas Dibedil Tentara Israel
Dikutip dari al-Jazeera pada Minggu, 8 April 2018, seorang penembak jitu Isreal menembak Murtaja di bagian perutnya. Kematian Murtaja menuai kecaman karena dia jelas mengenakkan rompi anti peluru bertuliskan ‘Press’. Murtaja adalah warga negara Palestina ke-10 yang menjadi korban tewas oleh tentara Israel pada 6 April 2018.
Tema Perjalanan telah menghiasi unggahan-unggahan media sosial Murtaja. Pada Februari 2018, mimpinya untuk bepergian kesampaian ketika dia berhasil meninggalkan Jalur Gaza melalui wilayah selatan perbatasan Rafah. Dia menghabiskan beberapa jam di Mesir dan kembali lagi ke Palestina.
Murtaja adalah wartawan foto dan video jurnalis dari Ain Media di Palestina. Dia sudah menikah dan memiliki seorang anak. Dia mendedikasikan hidupnya untuk meliput kondisi sehari-hari Gaza. Dia selalu membawa kameranya kemana-mana. Dia mencari kisah-kisah masyarakat Palestina, yang selama bertahun-tahun hidup dalam blokade Isreal-Mesir dan serangan Israel di jalur Gaza.