TEMPO.CO, Jakarta - Bentrok menjurus kekerasan antara mahasiswa Kashmir dan polisi India pecah di Kota Srinagar pada Kamis, 5 April 2018, mengakibatkan sejumlah orang cedera.
Laporan Al Jazeera, Jumat, 6 April 2018, menyebutkan, pasukan keamanan India menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang memprotes atas tewasnya 20 orang, termasuk militan yang memperjuangkan pemisahan wilayah dan warga sipil oleh pasukan pemerintah di Distrik Shopian, selatan Kashmir.
Baca: India dan Pakistan Saling Tuding Soal Kashmir
Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi India saat berunjuk rasa di Srinagar, Kashmir, India, 16 Desember 2016. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang memprotes persengketaan wilayah antara Pemerintah India, gerilyawan Kashmir dan Pemerintah Pakistan. AP Photo/Dar Yasin
"Sedikitnya empat warga sipil, 13 kelompok sparatis dan tiga tentara India tewas dalam aksi jalanan pada Ahad 1 April 2018 di tiga desa Shopian," tulis Al Jazeera, Jumat.
Aksi mahassiwa itu pecah pada Kamis waktu setempat menyusul dibukanya kembali seluruh sekolah dan kampus di Srinagar. Selanjutnya, mereka menggelar aksi di luar kampus dan jalanan.Pengunjuk rasa melempari petugas dengan batu saat bentrokan terjadi di Srinagar, Kashmir India, 14 Januari 2016. Pengunjuk rasa menuduh militer India telah menyiksa dan membunuh Owais Bashir Malik. AP/Dar Yasin
Polisi menggunakan peluru karet, gas air mata dan granad listrik untuk membubarkan mahasiswa yang melempari petugas keamanan dengan batu. "Dalam aksinya mereka meneriakkan slogan anti-India."
Baca: India dan Pakistan Adu Tembak di Kashmir
Sementara itu, Inspektur Kenderal Polisi (IGP) Kashmir mengatakan kepada kantor berita lokal di Srinagar, dua polisi cedera namun situasi secara keseluruhan berhasil dikuasai.