TEMPO.CO, Jakarta - Kesehatan Yulia Skripal, putri mantan agen mata-mata Rusia Sergei Skripal, berangsur membaik. Yulia dan ayahnya di racun di Inggris pada awal Maret 2018.
"Saya sudah sadar lebih dari seminggu yang lalu dan senang bahwa kondisi saya semakin membaik dari hari ke hari," kata Yulia Skripal, seperti dilansir The Australia pada 6 April 2018.
Baca: Rusia Tuding Insiden Skripal Menguntungkan Inggris dan Amerika
Mantan Intelijen Rusia dan MI6, Kolonel Sergei Skripal, sekarat di rumah sakit di Inggris karena terpapar zat misterius [SKY NEWS]
Baca:Eks Intelijen Rusia Terpapar Zat Misterius di Inggris, Siapa Dia?
Pernyataan Yulia itu merupakan pernyataan publiknya yang pertama dalam kasus yang memicu krisis diplomatik antara Moskow dengan negara-negara Barat. Duta Besar Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko, mengaku senang dengan perkembangan itu dan berharap ayah Yulia juga bisa segera sembuh.
"Saya benar-benar bahagia dan saya berharap Sergei Skripal juga akan pulih. Saya yakin suatu hari Yulia akan kembali ke Moskow."
Pernyataan publik pertama Yulia itu dilakukan hanya beberapa jam setelah televisi Rusia merilis rekaman suara yang diklaim merupakan percakapan antara Yulia dan sepupunya Viktoria Skripal di Moskow. Dalam rekaman itu, wanita yang memperkenalkan dirinya sebagai Yulia, mengatakan dia akan segera keluar dari rumah sakit dan ayahnya juga berada dalam kondisi yang baik.
Namun meski mengaku sudah pulih, Yulia sayangnya belum bisa memberikan keterangan rincian terkait insiden, yang menyerang dia dan ayahnya. Yulia mengatakan insiden itu sangat membingungkan.
Inggris menuding Rusia terkait insiden penyerangan dengan racun yang menimpa Yulia dan Skirpal. Akan tetapi, Moskow membantah tuduhan tersebut. Yulia dan ayahnya ditemukan berada dalam kondisi kritis di bangku sebuah taman umum di kota Salisbury pada 4 Maret 2018.
Insiden itu telah memicu gelombang pengusiran diplomatik antara Moskow dan Barat. Lebih dari 150 diplomat Rusia diusir dari beberapa negara sekutu Inggris sebagai pembalasan atas serangan itu. Rusia menanggapi dengan mengusir utusan negara-negara tersebut dengan jumlah yang sama.