TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi Safe Travel siap diluncurkan oleh Kementerian Luar Negeri pekan depan. Aplikasi ini adalah salah satu upaya Kemenlu untuk memberikan perlindungan pada WNI saat mereka berpergian ke luar negeri.
Menurut Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal, aplikasi ini sudah diujicoba selama 1 tahun terakhir. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bakal meluncurkan aplikasi ini pada Sabtu, 14 April 2018 di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Barat. Aplikasi ini bisa di unduh melalui ponsel android.
“Aplikasi ini ada unsur fun. Pengguna bisa dengan mudah mencari informasi keamanan negara setempat, tempat ibadah, masakan halal di suatu negara. Kita bahkan bisa mengetahui orang-orang Indonesia yang sedang berada di negara itu pada saat itu. Ada pula peer communication, semacam media sosial dan terdapat sebuah panic button,” kata Iqbal kepada pers, Kamis, 5 April 2018 di Jakarta.
Baca: Safe Travel, Terobosan Kemlu Lindungi WNI di Luar Negeri
Daniel T.S. Simanjuntak, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri - kiri, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir - tengah dan Direktur perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal - kanan, memberikan keterangan kepada wartawan mengenai penyelenggaraan Indonesia Afrika Forum dan peluncuran 2 aplikasi perlindungan WNI, Kamis, 5 April 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Untuk log in ke dalam aplikasi ini, pengguna bisa menggunakan media sosial. Aplikasi Safe Travel ini juga sudah terintegrasi dengan layanan transportasi Grab.
Selain menggali informasi umum suatu negara, para pengguna bisa menggunakan aplikasi Safe Travel untuk merekomendasikan restoran-restoran di suatu negara, yang cocok dengan lidah Indonesia. Saat mereka bepergian ke suatu tempat, WNI bisa menginformasikan kondisi cuaca di tempat itu saat itu juga.
“Aplikasi ini bisa dimanfaatkan oleh para TKI, seperti di Hong Kong dan Taiwan yang jaringan internetnya sudah bagus. Sebab Aplikasi Safe Travel ini akan lebih mudah menghubungkan WNI dengan kantor perwakilan Indonesia terdekat di suatu negara, jadi tidak perlu ke KBRI tetapi bisa ke kantor perwakilan terdekat,” kata Iqbal.
Baca: Menteri Retno Resmikan Aplikasi Perlindungan TKI di Singapura
Iqbal menegaskan investasi Kemenlu untuk aplikasi ini tidak besar, namun membangun konsepnya membutuhkan perencanaan dan riset yang serius. Aplikasi Safe Travel dikembangkan melalui proses tender pada tahun lalu, yang dimenangkan oleh Gamatech dari UGM. Saat ini, diperkirakan aplikasi ini telah di unduh oleh sekitar 7.000 pengguna.