TEMPO.CO, Jakarta - Insiden racun saraf Novichok yang menimpa mantan agen rahasia di Inggris, membuat Jerman kian kehilangan kepercayaan terhadap Rusia. Jerman tetap usir diplomat Rusia. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, kepada Bild am Sonntag terkait dengan perilaku menjengkelkan Rusia.
"Namun demikian, pada saat yang sama, kami membutuhkan Rusia sebagai partner dalam menghadapi konflik regional, untuk perlucutan senjata dan pilar penting multilateralisme," katanya seperti dikutip koran Jerman itu.
Baca: Jerman Usir Diplomat Rusia, Dituduh Terkait Racun di Inggris
Dalam foto yang diberikan oleh pemerintah Jerman, Presiden A.S Donald Trump (tengah), berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker (kiri), sebelum sesi pertama KTT G-20 di Hamburg, Jerman utara, 7 Juli 2017. AP
Selain dari aspek politik dan keamanan Eropa, Jerman memandang posisi Rusia dari sisi ekonomi sangat penting. Sebab Rusia adalah penopang sepertiga kebutuhan gas Jerman. Mass menambahkan, "Kami sangat terbuka terhadap ruang dialog dan sedang mencoba membangun kembali kepercayaan sedikit demi sedikit bila Rusia siap."
Meskipun demikian, jelasnya seperti dikutip Al Jazeera, Jerman tetap memutuskan mengusir diplomat Rusia. "Hal itu untuk menunjukkan solidaritas kami dengan Inggris tetapi sekaligus sebagai sinyal persatuan."Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun, dalam kondisi kritis di rumah sakit saat ini.l [Rex Features]
London menuduh Moskow bertanggung jawab menggunakan racun saraf standar militer di daratan Eropa sejak Perang Dunia II berakhir dan Jerman berkali-kali mendesak Moskow bekerja sama melakukan investigasi atas insiden yang menimpa mantan agen Sergei Skripal dan putrinya.
Baca: Amerika Serikat Usir 60 Diplomat Rusia
Skripal, 66 tahun, seorang mantan agen Rusia yang memilih menjadi warga negara Inggris ditemukan sekarat bersama putrinya, Yulia, 33 tahun, di luar pusat perbelanjaan di Salbury, selatan Inggris, awal Maret 2018. Insiden ini membuat Inggris geram. Negeri itu mengancam mengusir 23 diplomat Rusia. Sikap Inggris disusul Jerman, Prancis, Amerika Serikat, Latvia dan Lithuania.