TEMPO.CO, Jakarta - Paus Francis kembali memperingatkan umat Katolik terhadap rasa malu dan pertobatan. Hal ini disampaikan Paus untuk mengingatkan umat Katolik terhadap kebanggaan, kesombongan, dan keegoisan yang sering mengalahkan kerendahan hati.
“Malulah karena banyak orang, bahkan pelayan Tuhan, telah membiarkan diri mereka tertipu oleh ambisi dan kesombongan sehingga kehilangan harga diri,” kata Paus dalam misa pada Sabtu, 31 Maret 2018.
Sejak terpilih pada 2013, Paus Francis sering mengingatkan agar para pastur hidup sederhana, saling melayani, serta tidak mencari perhatian dan status di gereja atau lingkungan secara luas. Paus mengatakan banyak orang di dunia seharusnya malu karena telah kehilangan rasa malu. Perasaan malu dapat dilihat sebagai sebuah rahmat dari Tuhan.
“Banyak orang harusnya merasa malu karena generasi kita meninggalkan pada anak-anak muda sebuah dunia yang retak oleh perbedaan pendapat dan peperangan. Sebuah dunia yang dimakan oleh keegoisan,” kata Paus asal Argentina tersebut.
Baca: Jelang Paskah, Paus Fransiskus Mencium Anak Down Syndrome
Paus Fransiskus mengalami luka saat mengunjungi St Peter Claver, Cartagena, Colombia, 10 September 2017. REUTERS/Alessandro Di Meo/Pool
Dikutip dari Reuter pada Minggu, 1 April 2018, Paus Francis juga mengimbau agar umat Katolik tidak berdiam diri sebagaimana murid-murid Yesus setelah penyaliban. Sebaliknya, Paus mendorong umat Katolik keluar dari rutinitas dan membiarkan Tuhan masuk.
Baca: Sebut Paus Fransiskus Diktator, Ksatria Perang Salib Diskors
Pemimpin 1,2 juta umat Katolik itu mendoakan orang-orang yang berdoa di gereja, yang mencoba membangkitkan kesadaran manusia dari tidurnya melalui pekerjaan-pekerjaan sosial mereka dengan cara membantu orang miskin, imigran, dan narapidana.
Paskah adalah sebuah peringatan untuk mengenang hari yang termaktub dalam Injil ketika Yesus disalib.