TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Iran mengecam Mohammed bin Salman setelah Putra Mahkota Arab Saudi berusia 32 tahun itu memperingtakan Teheran bahwa perang dapat saja terjadi hanya dalam waktu 10-15 tahun lagi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi, meminta kepada para pejabat senior Arab Saudi mengajarkan kepada calon pemegang tahta kerajaan itu mengenai pengalaman pemimpin Irak, Saddam Hussein, setelah dia menantang keputusan bangsa Iran.
Baca: Arab Saudi Berhak Merespons Ancaman Iran
Anggota Tentara Iran berpartisipasi dalam parade menandai ulang tahun perang Iran-Irak (1980-1988), di Teheran, Iran, 22 September 2015. REUTERS
"Calon pemegang kekuasaan Arab Saudi ini ukuran sepatunya masih terlalu besar. Dia tidak paham tentang perang atau tidak mempelajari sejarah, atau mungkin tidak bertanya kepada orang yang dihormati," kata Qassemi seperti dikutip oleh media Iran.
Menurut laporan Al Jazeera, pernyataan Qassemi itu disampaikan setelah bin Salman mengatakan bahwa Arab Saudi bisa saja melakukan konfrontasi militer melawan Iran jika sanksi internasional tidak dikenakan terhadap Republik Islam.Saudi Arabia mengikuti jejak Turki, sebulan kemudian. Situs militer IHS Janes menulis bahwa Arab Saudi dan Rusia telah menandatangani sebuah kesepakatan yang mencakup pengadaan sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 yang akan dibangun di kerajaan tersebut, pada saat Raja Salman mengunjungi Moskow, 5 oktober 2017. AFP/Vasily Maximov
"Kita harus menerapkan sanksi guna menghindari konflik militer, jika kita gagal menerapkan sanksi, kita mungkin akan berperang dengan Iran pada 10-15 tahun mendatang," kata bin Salman kepada Wall Street Journal.
Baca: Arab Saudi Kembangkan Bom Nuklir Seperti Iran
Arab Saudi berkali-kali memberikan alarm mengenai pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah. Negeri kerajaan itu juga menaruh perhatian soal ekspansi Iran melalui konflik proksi dan keterlibatan militernya secara langsung di Yaman.