Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Amerika Serikat Ini Dihukum 241 tahun, Apa Kesalahannya?

Reporter

image-gnews
ilustrasi penjara
ilustrasi penjara
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Remaja dari Kota Missouri, Amerika Serikat, Bobby Bostic, masih berusia 16 tahun ketika dia dijatuhi hukuman penjara 241 tahun. Hukuman berat itu lantaran dia telah melakukan serangkaian kejahatan, di antaranya menembak dua orang. Bostic diberikan hukuman berturut-turut hingga membuatnya baru akan bebas pada Januari 2091.

Baca: Diduga Mata-mata, Warga Amerika Dihukum 10 Tahun Penjara di Iran 

Bobby Bostic dijatuhi hukuman 241 tahun penjara atas serangkaian kejahatan yang telah dilakukan. Hakim memutuskan Bostic menjalankan hukuman secara berurutan, bukan secara bersamaan. arynews.tv

Dikutip dari www.arynews.tv, Sabtu, 31 Maret 2018, pada usia 10 tahun, Bostic mulai merokok dan minum minuman keras. Di usia 13 tahun, dia dimulai mulai mengisap obat-obat terlarang, dan pada saat yang sama dia mencuri mobil atau mengendarai mobil yang dicurinya. 

“Itu untuk simbol status. Begitulah gagasan kita untuk kekayaan, mobil, meski bukan punya kita,” kata Bostic. 

Masih lekat dalam ingatannya, saat dia pertama kali membunuh korbannya. Bostic menceritakan, ketika itu dia dan temannya, Donald Hutson, sedang merokok di jalan dan sama-sama mengarahkan pandangan mata kepada korban pertama mereka.            

“Kami tahu mereka bukan berasal dari lingkungan sekitar. Mereka membawa banyak barang bawaan di bagasi mereka,” kata Bostic. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Korban yang disasar oleh Bostic dan Hutson itu, hendak membagikan kado kepada sebuah keluarga yang membutuhkan. Salah satu kadonya adalah pohon natal. Bostic mengaku tindakan kejahatan itu tidak direncanakan. Namun sebuah tindak kejahatan instan itu, membuat mereka mengeluarkan senjata dan menembak salah satu korban. 

Ironisnya, pada hari yang sama, Bostic melakukan kejahatan lagi saat seorang perempuan membawa beberapa paket dari mobilnya. Bostic dan Hutson menodongkan pistol ke arah kepala korban, merampas kunci mobilnya, dan kabur bersama korban yang didudukkan di jok belakang. Satu jam kemudian, Bostic dan temannya dibekuk.     

Baca: Pembakar Masjid di Florida AS Dihukum 30 Tahun Penjara

Empat bulan setelah ditahan, Bostic mendapat tawaran sebuah kesepakatan agar mengaku bersalah dan menerima hukuman selama 30 tahun dengan kemungkinan mendapat pembebasan bersalah. Mengejutkan, dia menolak tawaran itu. Sekitar delapan bulan kemudian, dia ditawari pengampunan dari pengadilan dengan kesepakatan mengaku bersalah dan menerima putusan hakim. Namun lagi-lagi dia menolaknya. 

Walhasil, Bostic diadili dan dinyatakan bersalah atas 17 dakwaan, termasuk delapan dakwaan tindakan kriminal bersenjata, dan tiga dakwaan perampokan. Sebelum hukumannya diputus pada 1997, pengacaranya menyarankan Bostic menulis kepada hakim dan dia melakukannya sebanyak empat kali. Namun setiap surat hanya membuat situasinya menjadi lebih buruk. 

Hakim memerintahkan hukuman Bostic untuk dijalankan secara berurutan, bukan secara bersamaan dengan total 241 tahun. Di hadapan Bostic, hakim mengatakan dia adalah orang Amerika Serikat paling bodoh yang pernah berdiri di pengadilan dan tidak menyatakan penyesalan sehingga dia dipastikan akan meninggal di dalam lembaga pemasyarakatan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran