TEMPO.CO, Washington - Penyiar televisi terkenal asal Amerika Serikat, Larry King, mendukung pembatalan amandemen kedua konstitusi agar publik tidak memilik hak membawa senjata, yang berbeda dengan pendapat Presiden Donald Trump.
King mengatakan hal ini menyusul ramainya debat pro-kontra antara penolak dan pendukung kebebasan memiliki senjata di Amerika pasca-penembakan massal di sekolah menengah atas Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, Amerika Serikat, pada 14 Februari 2018.
Baca: Trump Menolak Pembatalan Amandemen Kedua Soal Senjata Api
“Amandemen itu ditulis dengan buruk. Apa yang mereka maksud dengan milisi saat itu?” kata King kepada media TMZ dan dilansir media SFGate, Kamis, 29 Maret 2018.
King, yang membawa acara Larry King Now, berteori amandemen kedua itu dulu diprakarsai sejumlah senator asal kawasan selatan Amerika untuk meredam perlawanan para budak di perkebunan mereka.
Baca Juga:
Baca: Arab Saudi Beli Senjata Amerika Serikat Senilai Rp 742 Triliun
Hope Hicks dipandang media AS sebagai “senjata rahasia” Trump ketika memutuskan maju sebagai calon presiden AS pada pemilu 2016 lalu. REUTERS/Kevin Lamarque
“Kalian tahu siapa yang memulai amandemen kedua? Itu para senator dari selatan sehingga mereka bisa meredam perlawanan para budak perkebunan,” kata King dalam rekaman video kepada media TMZ. “Kelompok NRA merupakan yang terburuk,” kata dia menambahkan.
NRA atau National Rifle Association merupakan kelompok advokasi dan lobi untuk perusahaan pembuat senjata. Kelompok ini mendorong penjualan senjata api secara bebas tanpa pengecekan latar belakang. Mereka juga menolak batas umur pembeli dinaikkan dari 17 tahun menjadi 21 tahun.
Pada pekan lalu, sekitar satu juta siswa dan kalangan muda Amerika turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa terbesar dalam sejarah Amerika Serikat untuk meminta pengetatan peredaran senjata. Aksi ini terjadi setelah terjadi penembakan massal di sekolah Marjory yang menewaskan 17 orang, termasuk 14 siswa.
Presiden Donald Trump menolak pembatalan amandemen kedua ini dengan alasan hal itu sesuai dengan hak warga Amerika untuk selalu membawa senjata. “Amandemen kedua tidak akan pernah dibatalkan!” kata Trump lewat akun Twitter @realdonaldtrump, Rabu, 28 Maret 2018, waktu setempat.
Sebaliknya, berbeda dengan Trump, bekas hakim agung Amerika, John Paul Stevens, justru mendukung revisi konstitusi ini untuk menangani merebaknya penembakan massal di sekolah Amerika Serikat.