TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi mengaku diminta oleh negara Barat mendanai dan menyebarluaskan Wahabisme, sebuah paham yang mengajak umat Islam kembali ke ajaran Quran dan Hadis, ke seluruh dunia sebagai upaya menghadang Perang Dingin melawan Uni Soviet.
Pengakuan tersebut disampaikan oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, kepada Washington Post saat melakukan lawatan ke Amerika Serikat yang dimulai Selasa, 20 Maret 2018, pekan lalu.
Baca: AS Mulai Khawatir Reformasi Arab Saudi Ganggu Kepentingannya
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggelar pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Dalam sesi tanya jawab dengan koran Amerika Serikat itu, bin Salman mengatakan, Barat yang menjadi sekutu Arab Saudi, mendesak negaranya agar membantu pembangunan masjid atau madrasah di seluruh dunia selama Perang Dingin.
"Upaya ini dalam rangka mencegah pengaruh Uni soviet di negara Muslim," kata Mohammed bin Salman kepada Washington Post sebagaimana dikutip Russian Today, Rabu, 28 Maret 2018.Mohammed bin Salman. [http://www.lopolics.com]
Putra Mahkota berusia 32 tahun ini menambahkan, Arab Saudi sempat kehilangan jejak atas upaya tersebut, "Tapi kami harus mendapatkannya."
Baca: Arab Saudi Berhak Merespons Ancaman Iran
Mohammed bin Salman juga mengatakan bahwa hampir seluruh bantuan untuk pengembangan Wahabisme itu berasal dari lembaga donor swasta, bukan dari pemerintah. Wawacara dengan Washington Post itu berlangsung selama 75 menit pada 22 Maret 2018 ketika dia mengakhiri perjalanannya di Amerika Serikat.