Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Otoritas Palestina Menahan 55 Pendukung dan Aktivis Hamas

Reporter

image-gnews
Seorang tentara Palestina yang merupakan pendukung Hamas, ikuti peringatan 30 tahun berdirinya Hamas, di Kota Gaza , 14 Desember 2017. REUTERS
Seorang tentara Palestina yang merupakan pendukung Hamas, ikuti peringatan 30 tahun berdirinya Hamas, di Kota Gaza , 14 Desember 2017. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 55 pendukung kelompok Hamas ditahan oleh pasukan keamanan otoritas Palestina terkait ledakan yang menargetkan iring-iringan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdalah pada 13 Maret 2018 di Jalur Gaza. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menuding kelompok Hamas dalang di balik serangan tersebut dan menyebutnya sebagai upaya pembunuhan. 

Seperti dikutip situs Al-Jazeera pada Kamis, 29 Maret 2018, dalam dua pekan terakhir, puluhan pendukung dan aktivis Hamas telah di tahan di Tepi Barat. Kelompok Hamas dalam pernyataannya menyangkal tuduhan Presiden Abbas dan telah melakukan sebuah investigasi untuk mengungkap siapa dalang dibalik ledakan yang menyasar iring-iringan Perdana Menteri Palestina itu.

Baca: Israel Menahan Pemimpin Hamas di Tepi Barat    

Sejumlah pendukung Hamas, ikuti peringatan 30 tahun berdirinya Hamas, di Kota Gaza , 14 Desember 2017. REUTERS

Menurut Hasan Khreisheh, anggota Dewan Legislatif Palestina di Tepi Barat, penahanan pendukung dan aktivis Hamas oleh pasukan keamanan otoritas Palestina tidak komprehensif dan tidak adil. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Penahanan-penahanan ini harus dihentikan demi persatuan Palestina dalam menghadapi masalah yang lebih besar, diantaranya keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang akan memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem,” kata Khreisheh. 

Dia mengatakan jika otoritas Palestina serius mengkonfrontasi masalah-masalah yang sesungguhnya, maka mereka harus segera menghentikan penahanan-penahanan ini. Penahanan yang dilakukan karena alasan politik hanya memperdalam sengketa-sengketa yang tidak masuk akal. Dia pun menegaskan pemimpin otoritas Palestina dan fraksi-fraksi lain harus melakukan intervensi menghentikan penahanan atas dasar politik.

Baca: Palestina Terancam Pecah, Hamas Dituding Serang Perdana Menteri 

Dua pekan setelah serangan itu, dua terduga pelaku tewas dalam sebuah operasi yang dilakukan oleh pasukan Hamas. Kedua orang itu teridentifikasi sebagai Anas Abu Khousa dan Abdul Hadi al-Ashab. Keduanya tidak terafiliasi dengan fraksi politik apapun di Palestina.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

1 jam lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

3 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

1 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

1 hari lalu

Puluhan aktivis pembela HAM dan tokoh masyarakat bersama Amnesty International Indonesia menggelar aksi unjuk rasa Menolak Kejahatan Kemanusian di Gaza di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 27 Oktober 2023. Dalam aksinya para aktivis menyerukan negara-negara sekutunya seperti Amerika Serikat harus didesak untuk memastikan Israel menghentikan serangan besar-besaran ke Gaza sekaligus mengakhiri penindasan sistem Apartheid kepada warga Palestina. TEMPO/Subekti.
Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.


Bos Intel Israel Mundur karena Gagal Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

1 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
Bos Intel Israel Mundur karena Gagal Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Kepala Intelijen Israel mundur dari jabatannnya karena merasa gagal mengantisipasi serangan Hamas. Sebaliknya dengan Netanyahu.


5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

1 hari lalu

Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan di Den Haag, Belanda, 12 Oktober 2023. REUTERS/Piroschka van de Wouw
5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

Setidaknya 5 negara laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC. Negara mana saja? Sejauh mana kewenangan ICC bisa menanganinya?


Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

2 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan


Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

2 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.


AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

2 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.


Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

2 hari lalu

Petugas medis menggendong seorang bayi perempuan Palestina yang baru lahir setelah dia dikeluarkan hidup-hidup dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh, yang terbunuh dalam serangan Israel, bersama suaminya dan putrinya di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di sebuah rumah sakit di Rafah di Jalur Gaza selatan, 20 April 2024. Bayi tersebut, dengan berat 1,4 kg dan dilahirkan melalui operasi caesar darurat, berada dalam kondisi stabil dan membaik secara bertahap. Reuters TV via REUTERS
Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.