TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 55 pendukung kelompok Hamas ditahan oleh pasukan keamanan otoritas Palestina terkait ledakan yang menargetkan iring-iringan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdalah pada 13 Maret 2018 di Jalur Gaza. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menuding kelompok Hamas dalang di balik serangan tersebut dan menyebutnya sebagai upaya pembunuhan.
Seperti dikutip situs Al-Jazeera pada Kamis, 29 Maret 2018, dalam dua pekan terakhir, puluhan pendukung dan aktivis Hamas telah di tahan di Tepi Barat. Kelompok Hamas dalam pernyataannya menyangkal tuduhan Presiden Abbas dan telah melakukan sebuah investigasi untuk mengungkap siapa dalang dibalik ledakan yang menyasar iring-iringan Perdana Menteri Palestina itu.
Baca: Israel Menahan Pemimpin Hamas di Tepi Barat
Sejumlah pendukung Hamas, ikuti peringatan 30 tahun berdirinya Hamas, di Kota Gaza , 14 Desember 2017. REUTERS
Menurut Hasan Khreisheh, anggota Dewan Legislatif Palestina di Tepi Barat, penahanan pendukung dan aktivis Hamas oleh pasukan keamanan otoritas Palestina tidak komprehensif dan tidak adil.
“Penahanan-penahanan ini harus dihentikan demi persatuan Palestina dalam menghadapi masalah yang lebih besar, diantaranya keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang akan memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem,” kata Khreisheh.
Dia mengatakan jika otoritas Palestina serius mengkonfrontasi masalah-masalah yang sesungguhnya, maka mereka harus segera menghentikan penahanan-penahanan ini. Penahanan yang dilakukan karena alasan politik hanya memperdalam sengketa-sengketa yang tidak masuk akal. Dia pun menegaskan pemimpin otoritas Palestina dan fraksi-fraksi lain harus melakukan intervensi menghentikan penahanan atas dasar politik.
Baca: Palestina Terancam Pecah, Hamas Dituding Serang Perdana Menteri
Dua pekan setelah serangan itu, dua terduga pelaku tewas dalam sebuah operasi yang dilakukan oleh pasukan Hamas. Kedua orang itu teridentifikasi sebagai Anas Abu Khousa dan Abdul Hadi al-Ashab. Keduanya tidak terafiliasi dengan fraksi politik apapun di Palestina.