TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Indonesia membuka program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2018 atau yang ke-16 pada Rabu, 28 Maret 2018. Sebanyak 72 peserta dari 44 negara Eropa, Asia-Pasifik, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengikuti program tahunan ini.
Menurut Azis Nurwahyudi, Direktur Informasi Publik Kementerian Luar Negeri, program BSBI ini telah membawa manfaat besar bagi Indonesia. Ini bukan ajang piknik gratis bagi para peserta. Dalam program ini, semua peserta akan tinggal di sanggar-sanggar untuk mempelajari budaya, ekonomi, dan hal-hal mengenai Indonesia.
"Kalau ke Serbia, kita bisa menemukan sanggar tari bidadari. Di Fiji, ada 53 alumnus BSBI di sana. Di Republik Cek, ada yayasan Kintari yang mempromosikan Indonesia lewat yayasan itu. Di Suriname, ada alumnus BSBI yang membuka salon rias pengantin Jawa. Itu semua kontribusi dari para peserta yang mengikuti program ini. Para peserta program ini membantu mempromosikan seni Indonesia yang diajarkan selama program di negara asal masing-masing peserta," kata Azis kepada Tempo, Rabu, 28 Maret 2018.
Baca: Indonesia Terima 5 Negara Baru di Program BSBI 2018
Azis Nurwahyudi, Direktur informasi publik Kementerian Luar Negeri, menjelaskan secara detail program beasiswa BSBI, Jakarta, 28 Maret 2018. TEMPO/Suci Sekarwati
Baca: Dana Beasiswa LPDP Bertambah 10 T, Ini Jurusan Prioritas
Dia menjelaskan, program BSBI berlangsung selama tiga bulan. Sebanyak 72 peserta yang terpilih akan di bagi menjadi enam kelompok yang tinggal di sanggar untuk belajar seni dan budaya Indonesia. Sanggar-sanggar tersebut berada di Yogyakarta, Banyuwangi, Padang, Bali, Makassar, dan Kutai Kartanegara.
Kementerian Luar Negeri dan kantor-kantor perwakilan Indonesia di luar negeri mempromosikan program ini lewat media sosial kuliah umum dan promosi ke kampus-kampus. Pada 2018, total ada lebih dari 408 pelamar. Dari jumlah tersebut, 283 di antaranya berasal dari Indonesia.
Program beasiswa Indonesia ini menyasar kalangan muda usia 21-27 tahun. Proses seleksi dilakukan secara adil melalui penilaian prestasi dan kepribadian.