TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Arab Saudi memimpin pasukan koalisi untuk berperang di Yaman telah mendapatkan restu dari PBB.
"Kami berperang di Yaman untuk menyelamatkan rakyat negeri itu dan mendapatkan restu dari PBB," kata Osama bin Mohammed Abdullah Shuaibi, Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.
Baca: Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman
Sejumlah orang melintas dekat reruntuhan bangunan hotel yang hancur setelah serangan udara Arab Saudi di Arhab, Yaman, 23 Agustus 2017. Serangan udara koalisi Arab Saudi acap kali menargetkan bangunan atau lokasi yang menjadi tempat berkumpulnya pemberontak Houthi. REUTERS/Khaled Abdullah
Osama menjelaskan, jika tidak mendapatkan restu dari lembaga dunia tersebut, Arab Saudi tak mungkin mengambil langkah berani masuk ke sebuah negara berdaulat. Klaim Osama ini belum bisa diklarifikasi kebenarannya kepada PBB.
PBB memasukkan Arab Saudi dan sekutunya ke daftar hitam negara pelaku pembunuhan terhadap anak-anak di Yaman. Menurut laporan tahunan PBB, Kamis, 5 Oktober 2017, pasukan koalisi yang dibentuk Arab Saudi pada 2015 telah terbukti membunuh dan melukai 683 anak. Sebagian dari mereka tewas atau luka akibat diserang ketika berada di sekolah.Sejumlah jenazah korban tewas tergeletak di halaman rumah sakit usai serangan udara di Saada, Yaman, 1 November 2017. Serangan udara Arab Saudi menghancurkan sebuah pasar yang berdampingan dengan hotel. REUTERS/Naif Rahma
"Sebanyak 38 tewas ketika berada di sekolah dan rumah sakit akibat serangan pada 2016," demikian kutipan laporan tahunan PBB tersebut. Laporan tahunan PBB juga mengungkapkan, di lain pihak, Arab Saudi telah mengambil tindakan nyata, yakni melindungi anak-anak dari konflik bersenjata di Yaman.
Baca: Amerika Serikat Dukung Koalisi Arab Saudi di Perang Yaman
Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan memberikan dukungan penuh kepada Arab Saudi mengambil langkah militer di Yaman. Sejak terlibat perang di Yaman pada 2015, Pentagon memberikan dukungan non-kombatan kepada Arab Saudi, termasuk berbagi informasi intelijen dan menyiapkan pesawat pengisi bahan bakar di udara.