TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, bertemu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa petang, 27 Maret 2018, untuk membicarakan isu Arab termasuk masalah Yaman dan krisis Suriah.
Dalam pertemuan tersebut, Putra Mahkota menyatakan puas atas kunjungannya seraya mengatakan peran vital Arab Saudi sebagai salah satu pendiri PBB.
Baca: Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman
Sebuah rudal balistik yang ditembakkan milisi Houthi Yaman mengakibatkan kerusakan rumah di Riyadh, Arab Saudi. [Faisal Al Nasser/Reuters]
Mohammed bin Salman juga menyatakan Kerajaan yakin bahwa lembaga dunia tersebut sanggup menyelesaikan pelanggaran kedaulatan negara dan menegakkan hukum. "Problem kami di Timur Tengah adalah tidak percaya dengan lembaga PBB dapat menyelesaikan masalah di kawasan," kata bin Salman seperti dikutip Al Arabiya.
Dia melanjutkan, "Mengenai keterlibatan negara lain dalam urusan dalam negeri dan mempromosikan ideologi transnasional, sama sekali tidak ada kaitannya dengan kepentingan kami. Kami di Arab Saudi hanya mewakili kepentingan nasional negara kami. Kami bekerja sama dengan sekutu kami di Timur Tengah untuk melindungi kepentingan kami dan kawasan," tuturnya.Militan Houthi meluncurkan rudal balistik ke Arab Saudi, 25 Maret 2018. Pertahanan udara Arab Saudi menembak jatuh tujuh rudal yang melintas di atas langit dari Yaman. Houthi Military Media Unit/Handout via Reuters
Sementara itu, pada Selasa, 27 Maret 2018, Arab Saudi mengirimkan surat kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengadukan serangan rudal balistik Houthi dukungan Iran ke beberapa kota di Arab Saudi, Ahad malam waktu setempat.
Baca: Amerika Serikat Dukung Koalisi Arab Saudi di Perang Yaman
Dalam surat itu juga disebutkan permintaan Arab Saudi agar PBB memikul tanggung jawab atas keamanan dan stabilitas internasional serta meminta pertanggungjawaban Iran karena memasok rudal balistik ke Houthi.
Pasukan pertahanan Arab Saudi mencegat tujuh rudal balistik yang ditembakkan Houthi pada Ahad waktu setempat, 25 Maret 2018, dari wilayah Yaman ke sejumlah kota di Arab Saudi. Warga Mesir tewas akibat rudal Houthi.