TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi perlucutan senjata di Jenewa, Swiss, pada Selasa, 27 Maret 2018, secara resmi menunjuk Wakil tetap Indonesia di PBB, Hasan Kleib sebagai Koordinator Badan Subsider Penghentian Perlombaan dan Perlucutan Senjata Nuklir. Hingga berita ini diturunkan, Hasan belum memberikan tanggapan tentang kepercayaan baru tersebut.
" Siap. Bentar ya lagi di Airport," kata Hasan yang kerap disapa Abi saat dihubungi melalui nomor telepon selulernya, Selasa malam, 27 Maret 2018.
Konferensi perlucutan senjata dunia adalah sebuah forum anggota PBB untuk mewujudkan ideologi pelucutan senjata. Konferensi ini awalnya dibuat untuk membatasi penggunaan senjata. Sayang, upaya ini gagal dengan meletupnya Perang Dunia I. Dalam beberapa dekade terakhir, kampanye menghentikan perlombaan dan pelucutan senjata semakin gencar digalakkan, menyusul sikap Korea Utara yang terus-menerus mengembangkan senjata nuklir dan meletupnya perang di negara-negara Arab.
Baca: Indonesia Ratifikasi Traktat Pelarangan Nuklir
Hasan Kleib, Dirjen Multilateral Kementerian Luar Negeri RI. TEMPO/Natalia Santi
Baca: Soal Nuklir, Indonesia Dukung Iran
Sejak 2007, Hasan bertugas sebagai Kuasa Usaha dan Wakil tetap Indonesia di PBB. Selama 2007-2008. Dia tercatat pernah menjabat sebagai Wakil Indonesia untuk anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB.
Dalam perjalanan karirnya sebagai diplomat, Hasan pernah menjabat sebagai Direktur Pelucutan Senjata di Kementerian Luar Negeri Indonesia periode 1996 sampai 2000. Sebelumnya, dia pun dipercaya menduduki posisi kunci sebagai staf bidang politik di Misi Permanen Indonesia untuk PBB.
Penunjukkan Hasan untuk sebuah jabatan strategis di PBB pada Selasa, 27 Maret 2018, diharapkan menjadi jalan mulus bagi Indonesia untuk mewujudkan komitmen dunia bebas dari senjata nuklir. Sebelumnya pada akhir 2016, PBB telah mengamanatkan agar senjata nuklir dihapuskan dan pakta pelarangan senjata nuklir serius dinegosiasikan.