TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James N. Mattis, menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Pentagon, Senin, 26 Maret 2018. Kedatangan Retno ke Pentagon itu untuk membahas hal-hal yang menjadi kepentingan kedua negara.
“Saya percaya kedua negara memiliki sebuah kesempatan, untuk bekerja sama bidang ekonomi, diplomatik dan hal-hal terkait keamanan. Saya rasa penting bagi kedua negara untuk bekerja sama dan membagi tanggung jawab bagi keamanan kawasan di tengah-tengah perdagangan global yang sedang dipersimpangan jalan,” kata Mattis seperti di kutip dari situs www.defense.gov, Selasa, 27 Maret 2018.
Baca: Kata Menlu Retno Marsudi Soal Aksi Bela Palestina 1712 di Monas
General James Mattis. REUTERS/Yuri Gripas
Dalam situs ini dijelaskan, Indonesia adalah sebuah titik tumpu geografis dan diplomasi bagi kawasan Indo-Pasifik. Tidak ada yang bisa menandingi kemampuan Indonesia dalam membangun konsensus dengan negara-negara ASEAN, yang merupakan faktor penting untuk memperluas pencegahan terorisme, mendorong kerja sama bidang maritim dan mempromosikan keamanan kolektif.
“Kami sangat menghargai dukungan Indonesia untuk rekonsiliasi di Afganistan. Kami menyambut inisiatif Anda untuk menjadi tuan rumah pertemuan trilateral ulama Afganistan, Pakistan dan Indonesia. Indonesia yang multi etnik sosial, Anda menyuarakan kecaman kekerasan terhadap agama dan dukungan terhadap proses perdamaian abadi di Afganistan, sebuah negara yang telah lama menderita akibat perang,” kata Mattis.
Baca: Pentagon Akui Operasi Anti ISIS Tewaskan 352 Warga Sipil
Dalam kesempatan itu, Mattis mengucapkan terima kasih kepada Retno, yang telah memimpin dalam hal pelatihan dan kapabilitas bersama negara-negara tetangga. Amerika Serikat melihat Indonesia sebagai stabilisator karena bekerja sama dengan Malaysia dan Filipina untuk mengalamkan Laut Natuna Utara, Sulu dan sekitarnya.
Kepada Retno Marsudi, Mattis mengatakan, Amerika Serikat sangat menghargai hubungan militer Indonesia dan Amerika Serikat. Indonesia mendukung kepentingan Amerika Serikat dan menghormati hukum internasional, integritas di Laut Cina Selatan serta kedaulatannya.