TEMPO.CO, Washington -- Bekas Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, memuji aksi unjuk rasa besar-besaran para siswa dan orang muda untuk menentang peredaran bebas senjata api dan meminta pengendalian senjata oleh pemerintah.
Lewat akun Twitter @BarackObama, Obama, yang pernah tinggal di Jakarta semasa kecil, mengatakan dia dan istrinya, Michelle Obama, merasa terinspirasi oleh aspirasi kalangan muda milenial ini.
Baca: Desakan Kontrol Senjata Meluas di Amerika, Ketua NRA Bilang Ini
"Michelle dan saya sangat terinspirasi oleh semua orang muda yang membuat unjuk rasa ini terjadi. Teruskan. Kalian memimpin kami ke depan. Tidak ada yang bisa menghalangi jutaan suara meminta perubahan."
Barack Obama memegang tangan istrinya, Michelle Obama disela upacara peresmian di Galeri Potret Nasional Smithsonian di Washington, AS, 12 Februari 2018. REUTERS
Menurut media CNBC, unjuk rasa massal ini diikuti oleh sekitar 500 ribu orang di Washington DC dan sekitar 800 unjuk rasa sejenis di berbagai kota di Amerika dan negara lain.Media USA Today menyebut ada 30 ribu orang berunjuk rasa di Atlanta.
Obama, selain mencuitkan kekagumannya, juga menulis surat kepada panitia parade massa menuntut perubahan ini.
"Kami ingin memberi tahu Anda bahwa kami terinspirasi oleh kegigihan, keteguhan, dan solidaritas yang kalian tunjukkan menyusul terjadinya tragedi memilukan itu," begitu tulis Obama dan Michelle di sebuah surat yang dilansir CNBC mengutip media Mic.
Unjuk rasa siswa dan orang muda terbesar dalam sejarah Amerika ini digelar setelah terjadinya penembakan massal di sekolah menengah atas Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, AS, pada 14 Februari 2018. Pelaku penembakan yaitu Nikolas Cruz, 19 tahun, menembak mati 17 orang termasuk 14 orang siswa. Cruz pernah bersekolah di sana dan dikeluarkan karena masalah disiplin.
Sejumlah siswa Marjory lalu aktif menyuarakan pengetatan peredaran senjata api leat revisi undang-undang. Ini karena Cruz menembaki teman-temannya itu dengan senapan semi-otomatis AR-15.
Emma Gonzalez sedang mengheningkan cipta di sela-sela orasinya pada aksi unjuk rasa menentang peredaran senjata api March for Our Lives di Washington, 24 Maret 2018. ABC News
Para siswa yang menjadi aktivis ini seperti Emma Gonzalez, David Hogg, Jacklyn Corinn, Alex Wind, Cameron Kasky, dan Ryan Deitsch. Mereka bersepakat untuk menggelar unjuk rasa akbar March for Our Lives pada 24 Maret 2018 waktu setempat.
Tuntutan mereka adalah perubahan undang-undang mengenai senjata api agar mengakhiri berbagai penembakan massal di sekolah-sekolah di AS.
"Tidak hanya kalian saling mendukung dan menenangkan satu sama lain, tapi kalian juga membantu membangkitkan kesadaran bangsa, menantang para pembuat keputusan untuk menetapkan keselamatan anak-anak bangsa sebagai prioritas utama," begitu kata Obama dalam tulisan suratnya, yang tertanggal 10 Maret 2018.
Sehari setelah penembakan massal di sekolah Marjory, Amerika, Obama mencuit,"Kita tidak lemah. Melindungi anak-anak kita merupakan tugas pertama kita," kata Obama, yang pernah tinggal di Menteng, Jakarta semasa kecil. Obama dua kali mengunjungi Indonesia selama menjadi Presiden dan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo.