TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Amerika Serikat, Jeff Session, secara resmi mengusulkan sebuah aturan yang akan secara efektif melarang penyimpanan stok dan peralatan yang bisa dipakai senjata-senjata semi otomatis menjadi senjata otomatis. Pernyataan ini muncul d itengah-tengah aksi ‘March For Our Lives’, yakni aksi turun ke jalan yang dilakukan ribuan masyarakat Amerika Serikat untuk menyerukan pengetatan pengendalian senjata api.
“Setelah serangan tidak masuk akal di Las Vegas, aturan yang diusulkan ini merupakan sebuah langkah penting dalam upaya kami mengurangi ancaman kekerasan dengan senjata api, yang sesuai dengan konstitusi dan undang-undang, yang disahkan oleh Kongres Amerika Serikat,” kata Session, seperti di kutip dari situs al-Jazeera, Minggu, 25 Maret 2018.
Baca: Penembakan di Florida Amerika Serikat, Kisah Tentang Para Korban
Organisasi Teens for Gun Reform berbaring di depan Gedung Putih pada Senin, 19 Februari 2018 meminta kontrol senjata pasca penembakan massal 17 orang siswa dan staf sekolah menengah Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, Amerika Serikat, pada 14 Februari 2018. Politiciandirect.com.
Di bawah hukum Amerika Serikat, senapan mesin sudah secara resmi dilarang. Akan tetapi, senapan semi-otomatis seperti AR-15, masih legal karena tingkat kebakarannya masih rendah. Maka melalui aturan yang diusulkan oleh Session, akan ada klasifikasi bagi tumpukan stok sebagai bagian dari mesin senjata sehingga membuatnya ilegal untuk membeli atau pun menjualnya.
Baca: Ini Cerita Siswa Selamat Korban Penembakan Massal di Amerika
Sebelumnya pada Februari 2018, Presiden Donald Trump mengumumkan pihaknya siap menerbitkan larangan jual-beli senjata api secara bebas menyusul penembakan massal di sebuah SMA di Florida, Amerika Serikat. Sedangkan terkait gagasan Session, Trump melalui akun media sosialnya menyatakan dukungannya dan mengatakan pihaknya akan melarang seluruh alat yang membuat senjata api legal menjadi senapan mesin ilegal.