TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Mahmoud Abbas menyatakan Palestina tidak pernah menolak melakukan perundingan politik dengan Israel. Keterangan tersebut disampaikan Abbas bersama rekannya dari Bulgaria, Rumen Radev, di depan wartawan dalam acara jumpa pers di Ramallah, Jumat, 23 Maret 2018.
Baca: Lomba Lari Maraton Palestina, Israel Membuat Hambatan
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Riyadh, Arab , 20 Desember 2017. Palestinian President Office (PPO)/Handout via REUTERS
Dalam pertemuan dengan juru warta sebagaimana dilaporkan Middle East Monitor, Abbas menekankan bahwa Otoritas Palestina (PA) selalu siap ambil bagian dalam perundingan dengan Israel. Dia juga memperingatkan bahwa PA tidak akan menerima solusi di luar kerangka kerja legitimasi internasional.
"Kami menginginkan solusi dua negara, sebuah kemerdekaan dan Negara Palestina berdaulat sesuai dengan wilayah perbatasan 1967 dengan Ibu Kota Yerusalem Timur," ucapnya, seperti dikutip The Times of Israel.
Sejumlah anak-anak Palestina bermain dilapangan saat istirahat sekolah di Yerusalem timur di Jabel Mukhaber, 1 Juni 2017. Kurikulum Israel, murid diajari bahwa perang Arab-Israel pada tahun 1948, tahun Israel berdiri. REUTERS/Ammar Awad
"Kota ini, Yerusalem Timur, harus terbuka bagi seluruh agama, Islam, Kristen, dan Yahudi. Semuanya bisa beribadah secara bebas," ujarnya.
Baca: Palestina Terancam Pecah, Hamas Dituding Serang Perdana Menteri
Berbicara masalah isu internal dengan Hamas, Presiden Palestina ini mengatakan, "Hamas harus menyerahkan semuanya, terutama masalah keamanan kepada Otoritas Palestina." Pernyataan Mahmoud Abbas itu mengacu kepada kesepakatan rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas yang diteken di Kairo pada Oktober 2017.