Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Skandal Facebook, Ini 5 Pemain Kunci di Cambridge Analytica

image-gnews
Donald Trump dan Steve Bannon. REUTERS
Donald Trump dan Steve Bannon. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan analisis data asal Inggris, Cambridge Analytica menjadi fokus pemberitaan media massa di seluruh dunia dalam beberapa hari terakhir.  Firma tersebut menghadapi tuduhan menggunakan informasi dari 50 juta pengguna Facebook untuk memprediksi dan mempengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat 2016.

Cambridge Analytica yang juga membuka markas di San Antonio, AS, menggunakan data untuk mengubah perilaku pengguna internet yang merupakan pemilih potensial setelah dipekerjakan oleh tim kampanye kepresidenan Donald Trump.

Menarik tentunya untuk diketahui apa itu Cambridge Analytica dan siapa di belakangnya. Berikut beberapa pemain kunci dalam skandal Cambridge Analytica pada pemilu AS 2016, berdsarkan laporan Independent dan Sky News pada 21 Maret 2018.

1. Aleksandr Kogan

Aleksandr Kogan adalah profesor Universitas Cambridge yang mengembangkan aplikasi untuk mengumpulkan data. Ia mengembangkan 'This Is Your Digital Life' melalui perusahaannya Global Science Research (GSR) bekerja sama dengan Cambridge Analytica.

Aplikasi ini menawarkan pembayaran sebagai imbalan bagi pengguna yang mengisi tes kepribadian.

Facebook mengatakan aplikasi itu diunduh oleh 270.000 orang, tetapi aplikasi itu juga memberi Kogan akses ke daftar teman-teman Facebook dari sang pengunduh.

Aplikasi ini bisa memberikan akses khusus, bukan hanya sekadar dari data pengguna dalam aplikasi tersebut, tetapi juga jaringan teman para pengguna aplikasi.

Kogan menawarkan cara tercepat, termurah, dan berkualitas untuk memanen data pengguna Facebook kepada Christopher Wylie, staf di Cambridge Analytica. Wylie 28 tahun kamudian menjadi whistleblower atau pembocor skandal pencurian data personal pengguna Facebook tersebut.

Dia kemudian memberikan informasi ke Cambridge Analytica untuk membantu tim kampanye Trump.

2. Alexander Nix

Alexander Nix, 42, adalah kepala eksekutif dari Cambridge Analytica. Ia mengembangkan sayap politik perusahaan untuk terlibat dalam kampanye pemilihan di seluruh dunia.

Dia telah diskors oleh dewan Cambridge Analytica sambil menunggu investigasi independen penuh setelah dia difilmkan oleh wartawan Channel 4 yang menyamar berbicara tentang cara untuk memenangkan kampanye politik melalui pemerasan dan perangkap.

Nix lah yang menghubungi tim kampanye Trump untuk menjual cara liciknya guna memenangkan Trump.

3. Christopher Wylie

Christopher Wylie adalah pengungkap aib skandal ini. Berkat bakat briliannya dalam pemrograman dan ilmu data, ia dipilih sebagai kepala peneliti Cambridge Analytica.

Ahli analisis data warga Kanada berusia 28 tahun bekerja dengan Cambridge Analytica sejak 2014 dan profesor Cambridge Aleksandr Kogan untuk mendapatkan data secara ilegal dari masyarakat.

Dia mengatakan kepada The Observer,  Cambridge Analytica menggunakan informasi pribadi yang diambil tanpa izin pada awal 2014 untuk membangun sistem yang dapat menambang profil pemilih AS sehingga mereka dapat ditargetkan dengan iklan politik pribadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Facebook telah menangguhkan akunnya. Wylie mengaku dirinya menyesal bisa terlibat dalam skandal ini.

4. Steve Bannon

Banon adalah Kepala ahli strategi Trump yang juga pendiri dan mantan anggota dewan Cambridge Analytica. Bannon juga anggota pendiri berita sayap kanan dan situs komentar Breitbart News.

Dia menggunakan publikasinya untuk membantu mendorong pesan anti-Washington dan merupakan tokoh kunci dalam pemilihan Trump.

Christopher Wylie mengatakan kepada Washington Post bahwa Bannon memberi persetujuan kepada perusahaan untuk menghabiskan hampir US $ 1 juta untuk memperoleh data, termasuk profil Facebook, pada tahun 2014.

Tidak jelas apakah Bannon tahu bagaimana Cambridge Analytica memperoleh data Facebook.

5. Robert Mercer

Robert Mercer merupakan pemilik sebagian besar saham Cambridge Analytica. Mercer mendirikan perusahaan bersama dengan Bannon pada 2013.

Mercer adalah konservatif yang setia dan dikatakan telah menginvestasikan US $ 15 juta di Cambridge Analytica, serta menjadi donor Partai Republik yang sangat dermawan.

Dia pernah menjadi ilmuwan komputer IBM sebelum melanjutkan bekerja dengan hedge fund yang digerakkan oleh komputer Renaissance Technologies di mana dia menjadi miliarder.

Dia berhenti sebagai CEO pada November tahun lalu setelah terungkap mendukung Donald Trump dan Bannon.

Dalam 25 tahun keberadaannya, Cambridge Analytica yang merupakan anak perusahan Strategic Communication Laboratories Group (SCL), telah bekerja untuk klien politik dan militer di Afghanistan, Kenya, Meksiko, Nepal, Somalia dan untuk Departemen Luar Negeri AS.

Cambridge Analytica memiliki belasan cabang dan kantor di seluruh dunia yang terhubung melalui struktur perusahaan yang kompleks dengan banyak pemegang saham.

Cambridge Analytica mengatakan memiliki 107 karyawan tetap. Sebagian besar karyawan bekerja di markas pusatnya di London.

Cambridge Analytica pertama kali muncul sebagai cabang SCL sekitar lima tahun yang lalu. Catatan publik mengungkapkan segelintir pemegang saham dan beberapa kliennya yang paling menonjol, termasuk eks penasihat keamanan nasional Trump, Michael Flynn.

SKY NEWS|INDEPEDENT|USA TODAY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

1 hari lalu

Bos Apple Tim Cook bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, 17 April 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:


Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

14 hari lalu

Ilustrasi Facebook, TikTok, Twitter. (NDTV)
Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.


Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

16 hari lalu

Cara download video Facebook di HP bisa dilakukan dengan mudah tanpa aplikasi. Anda hanya tinggal mengcopy tautan video Facebook.  Foto: Canva
Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.


Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

20 hari lalu

Seorang wanita melintas dekat hiasan telur Paskah yang dilukis dengan gaya seni tradisional naif di Koprivnica, Kroasia, 27 Maret 2024. REUTERS/Antonio Bronic
Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!


Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

21 hari lalu

WhatsApp mengumumkan peluncuran Avatar (Meta)
Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.


WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

21 hari lalu

Pendiri WhatsApp, Brian Acton. successstory.com
WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.


Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

23 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.


Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

34 hari lalu

Ilustrasi pengguna WhatsApp. Reuters/Dado Ruvic
Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

WhatsApp meluncurkan paket stiker terbarunya di Indonesia berkaitan dengan bulan Ramadan. Begini cara downlioad stiker WhatsApp edisi Ramdan.


Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

34 hari lalu

Jurnalis foto Palestina asal Gaza Motaz Azaiza. FOTO/Instagram/motaz_azaiza
Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

Jurnalis foto terkenal Palestina asal Gaza, Motaz Azaiza, memposting di akun X-nya bahwa dia telah dilarang di Facebook.


Mengenal The Muqaddimah, Buku Karya Ibnu Khaldun yang Menjadi Favorit Mark Zuckerberg

39 hari lalu

Ibnu Khaldun
Mengenal The Muqaddimah, Buku Karya Ibnu Khaldun yang Menjadi Favorit Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg memilih Muqaddimah karya Ibnu Khaldun sebagai salah satu buku yang akan dibaca dalam inisiatif komunitasnya sebagai A Year of Books.