TEMPO.CO, Jakarta - Christopher Wylie, 28 tahun, akhirnya membocorkan informasi tentang pencurian data jutaan pemilik akun di Facebook oleh Cambridge Analytica untuk kepentingan antara lain pemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden tahun 2016 dan referendum Inggris dari Uni Eropa atau Brexit di tahun yang sama.
Wylie, ahli pengelolaan data berkewarganegaraan Kanada ini bekerja di Cambridge Analytica sebagai kepala bagian riset. Steve Bannon yang memimpin tim kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2016 merupakan bos Wylie.
Baca: Skandal Cambridge Analytica, Saham Facebook Anjlok 5 Persen
Mereka bekerja sama dengan perusahaan yang didirikan profesor psikologi Universitas Cambridge, Alesandr Kogan, Global Science Research.
Dari kolaborasi ini Cambridge Analytica mencuri data akun Facebook dengan menggunakan aplikasi tes kepribadian denhan target para pemilih Amerika Serikat.
"Kami mengekploitasi Facebook untuk memanen jutaan profil orang-orang. Dan membuat model untuk mengeksploitasi apa yang kamit ahu mengenai mereka dan menyasar emosi mereka. Tiulah dasar dari keseluruhan yang dibangun perusahaan itu," kata Wylie seperti dikutip dari The Guardian, 17 Maret 2018.
Menurut Wylie, Cambridge Analytica sebenarnya mencuri lebih dari 50 juta akun Facebook pada tahun 2014 dan berlanjut hingga ke pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.
Donald Trump menyebut status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan ini sekaligus membalik kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade serta melanggar sejumlah resolusi PBB, yang ikut ditandatangani AS selama ini. REUTERS
Baca: Terkait Trump, Inggris -- Facebook Bakal Investigasi Cambridge?
Kemudian selama lebih dari satu tahun, Wylie menjadi sumber berita untuk media Observer. Dia mengungkapkan berbagai peristiwa tentang kerja Cambrige Analytica dan tim pemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden dan referendum Brexit.
Selama itu pula Wylie menolak informasi yang dibocorkan ke Observer diungkap ke publik. Barulah setelah diyakinkan jurnalis media itu, Carole Cadwalladr, pria yang tidak punya ijazah pendidikan formal ini, mengungkapkan ke publik.
Pada tahun 2014, Wylie keluar dari Cambridge Analytica. Facebook kemudian menyadari terjadinya pencurian data pemilik akun di media sosial itu pada tahun 2016.
Facebook dan Instagram kemudian memblokir akun Wylie namun ia masih bisa berkicau di Twitter.
Hari ini, CEO Facebook, Mark Zuckerberg memohon maaf dan mengakui kesalahannya atas pencurian data besar=besaran pemilik akun Facebook.
"Ini pelanggaran besar atas kepercayaan dan saya sungguh-sungguh mohon maaf atas peristiwa ini. Tanggung jawab kami sekarang untuk memastikan hal ini tidak terulang kembali," kata Zuckerberg, pendiri Facebook dalam wawancara televisi Rabu malam, 21 Maret 2018.