TEMPO.CO, Jakarta - Antoni Tsaputra, seorang penyandang disabilitas berprestasi asal Sumatera Barat, menilai pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mulai menyediakan aksesibilitas fasilitas umum bagi para penyandang disabilitas, kendati masih dilakukan di segelintir kota.
Kondisi ini, sangat berbeda dengan ketersediaan aksesibilitas fisik maupun layanan publik bagi penyandang disabilitas di Australia sudah sangat komprehensif dan merata baik di fasilitas umum maupun transportasinya.
“Di Indonesia, sering kali aksesibilitas yang dibangun atau disediakan pun belum sesuai dengan kebutuhan teman-teman difabel. Contohnya, ramp yang dibuat terlalu curam atau jalur pejalan kaki yang dibangun lebih mementingkan estetika keindahan mata ketimbang kemudahan bagi pengguna. Hal ini tidak akan terjadi jika teman-teman difabel dan organisasi mereka dilibatkan secara aktif mulai dari perancangan awal sampai evaluasi,” kata Antoni kepada Tempo, Selasa, 20 Maret 2018.
Baca: Antoni Tsaputra Terinsipirasi Stephen Hawking
Antoni Tsaputra, seorang difable, yang meraih beasiswa hingga jenjang S2 dan S3 di Australia.
Baca: Difabel Desak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Disahkan
Terkait hal itu, Antoni menyerukan kepada Presiden Joko Widodo agar menerapkan Undang-Undang No.8 dan PP turunannya secara komprehensif dan inklusif bahwa disability inclusion di seluruh sektor yang menjadi hak warga negara dan menjadi kebijakan prioritas pemerintah, dimana inklusi tidak hanya berarti penyertaan penyandang disabilitas tapi yang paling penting adalah enabling them dengan penyediaan reasonable accommodation, yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dan berperan secara aktif dalam seluruh tahap dan proses pembangunan negara dan bangsa yang besar ini.
Sedangkan kepada masyarakat Indonesia, Antoni ingin masyarkat melihat dan memahami bahwa penyandang disabilitas adalah bagian dari masyarakat yang punya tujuan hidup dan cita-cita. Para difable bisa memberikan sumbangsih ke masyarakat dan negara ini selama dipandang positif dan lingkungan dibuat akomodatif dan aksesibel untuk memenuhi kebutuhan khusus kami.
Sosok Antoni, yang seorang penyandang disabilitas, mencuri perhatian publik, dia mampu menorehkan prestasi mendapatkan beasiswa Australia Award untuk jenjang S2 dan beasiswa LPDP untuk S3. Antoni menderita physical impairment berat sehingga membuatnya hanya bisa menggerakkan kepala dan menggunakan tangan serta jari secara terbatas. Jokowi baru saja mengikjuti KTT Asean di Australia namun tidak sempat bertemu Antoni.