TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menuduh Hamas berada di balik serangan bom terhadap iring-iringan Perdana Menteri Rami Hamdallah ketika dia memasuki Jalur Gaza, Senin, 12 2018, pekan lalu.
"Kami tidak ingin menyelidiki mereka, kami tidak ingin informasi tentang mereka, kami tidak ingin apapun dari mereka sebab kami tahu bahwa Hamas berada di balik serangan tersebut," kata Abbas dalam sebuah pertemuan dengan pucuk pimpinan Palestina di Ramallah, Senin dini hari, 19 Maret 2018, waktu setempat.
Baca: Hamas dan Fatah Akhirnya Sepakat untuk Palestina Bersatu
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Riyadh, Arab , 20 Desember 2017. Palestinian President Office (PPO)/Handout via REUTERS
Konvoi Hamdallah, termasuk di dalamnya terdapat Kepala Dinas Intelijen Palestina Majed Faraj, diserang sesaat setelah rombongan tersebut melintas melalui pos keamanan Erez yang dijaga Israel. Pos keamanan ini dikenal sebagai Beit Hanoun oleh warga Palestina di utara Gaza.
"Dalam insiden itu, Faraj dan hamdallah tidak cedera. Sementara tujuh pengawalnya luka-luka akibat ledakan," Al Jazeera melaporkan.Presiden AS Donald Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Istana Kepresidenan di Bethlehem, 23 Mei 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
Beberapa jam setelah serangan, Abbas mengatakan kepada media, pihaknya secara diam-dia melakukan investigasi siapa berada di balik ledakan tersebut .
"Aksi ini dilakukanoleh kelompok yang berbasis di Gaza," ucapnya.
Baca: Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
Berbicara selama pertemuan Senin pagi, Abbas mengatakan, jika upaya pembunuhan itu berhasil, perkembangan berikutnya adalah pintu terbuka untuk perang saudara.