TEMPO.CO, Beijing -- Presiden Cina, Xi Jinping, memperingatkan Taiwan bahwa negara itu akan menghadapi 'hukuman sejarah' jika berupaya memisahkan diri.
Ini merupakan peringatan terkeras dari Jinping, yang baru saja terpilih kembali sebagai Presiden Cina untuk periode kedua pada pekan lalu dengan tanpa pembatasan masa jabatan.
Baca: Cina Sebut UU Amerika Soal Taiwan Sebuah Kesalahan, kenapa?
Sebelumnya, sejumlah pejabat Cina telah memperingatkan Taiwan sambil memprotes pemerintah Amerika Serikat, yang mengesahkan undang-undang soal hubungan pejabat AS dengan Taiwan, yang disahkan pada pekan lalu.
Baca: PM Cina Peringatkan Taiwan Soal Separatisme, Ada Apa?
Taiwan Lantern Festival alias Festival lampion Taiwan menjadi ajang pertunjukan budaya dari sejumlah negara, seperti Jepang, China, Malaysia, dan Indonesia. Mereka menampilkan karya terbaiknya di atas panggung yang luasnya lebih dari 50 meter persegi/Tempo-Hussein Abri Yusuf
"Merupakan aspirasi bersama bangsa Cina dan kepentingan dasarnya untuk menjaga kedaulatan Cina dan integritas wilayah dan menyelesaikan reunifikasi Cina," kata Xi pada acara penutupan pertemuan tahunan parlemen Cina, yang dihadiri sekitar 3000 anggota delegasi, Selasa, 20 Maret 2018.
Xi mengatakan Cina akan mengupayakan reunifikasi damai Taiwan dengan ibu pertiwi. Dia juga menjanjikan lebih banyak Taiwan akan menikmati kue pembangunan di Cina.
Presiden baru Taiwan, Tsai Ing-wen menghadiri upacara pelantikannya di Istana Kepresidenan di Taipei, Taiwan, 20 Mei 2016. Tsai dipilih menjadi Presiden Taiwan di saat hubungan negeri itu dengan China terus memburuk. REUTERS
"Setiap upaya dan trik untuk memisah Cina ditakdirkan akan gagal dan menghadapi kecaman dan hukuman sejarah," kata Xi, yang disambut tepuk tangan keras para anggota parlemen.
Hubungan Cina dan Taiwan memanas setelah terpilihnya Tsai Ing-wen sebagai Presiden Taiwan pada 2016. Tsai berasal dari Partai Progresif Demokratis, yang mendukung kemerdekaan penuh Taiwan.
Cina mencurigai Tsai bakal mendorong upaya kemerdekaan Taiwan secara formal. Namun, Tsai mengatakan dia akan mempertahankan status quo dan menjamin perdamaian.