TEMPO.CO, Jakarta - Lawatan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, ke Amerika Serikat diperkirakan akan berbicara serius dengan Donald Trump soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu.
Selain menerima Mohammed bin Salman, Trump juga akan kedatangan tamu dari sejumlah pemimpin negara termasuk Uni Emirat Arab dan Qatar di Washington.
Baca: Mohammed bin Salman ke Amerika Serikat Tingkatkan Kerja Sama
Perdana Menteri Inggris Theresa May menyambut Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di London, 7 Maret 2018. (AP Photo / Alastair Grant)
Mohammed bin Salman, menurut laporan Arab News, dijadwalkan akan bertemu dengan Trump pada Selasa, 20 Maret 2018. "Keduanya akan mendiskusikan peningkatan kerja sama," demikian keterangan Gedung Putih kepada media, Ahad, 18 Maret 2018.
Meskipun demikian, papar Gedung Putih, pejabat Amerika Serikat juga ingin belajar banyak kepada lingkaran dalam Putra Mahkota dan bertemu dengan penasihat serta para pembantu Mohammed bin Salman.
"Mereka diyakini memiliki peran penting dalam penerapan reformasi sosial dan ekonomi di Arab Saudi serta kebijakan luar negeri," tulis Arab News, Senin, 19 Maret 2018.
"Mohammed bin Salman mulai menjalankan program reformasi positif di Arab Saudi, terutama upaya dia mengembalikan Kerajaan ke ajaran Islam modern," kata Jim Smith yang pernah menjadi Duta Besar Amerika Serikat untuk Arab Saudi pada 2009-2013.Ratu Elizabeth Inggris menyambut kunjungan Pangeran Mahkora Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Istana Buckingham di London, Inggris, 7 Maret 2018. REUTERS/Dominic Lipinski
Ada sikap optimisme dari Washington tentang kekuasaan yang dipegang oleh Putra Mahkota, serta agenda dalam negeri dan kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh Mohammed bin Salman.
Baca: Arab Saudi Kembangkan Bom Nuklir Seperti Iran
Amerika Serikat juga ingin melihat liberalisasi budaya dan reformasi ekonomi yang berorientasi pasar di Arab Saudi. Tetapi, Amerika Serikat juga berharap Putra Mahkota tetap menggelorakan kebijakan antikorupsi. "Amerika Serikat ingin keterlibatan Arab Saudi dalam Perang Yaman dan perselisihan dengan Qatar agar cepat diselesaikan," Arab News mengutip keterangan pejabat di Gedung Putih.