TEMPO.CO, London – Konflik antara Inggris dan Rusia semakin melebar setelah Perdana Menteri, Theresa May, mengatakan akan melakukan langkah lanjutan terkait serangan racun syaraf terhadap eks intel Kolonel Sergei Skripal di Salysbury, Inggris Selatan.
Sebelumnya pada Rabu, 14 Maret 2018, Inggris telah mengusir 23 diplomat Rusia yang dinilai sebagai mata-mata yang menyamar sebagai diplomat di Inggris. Tindakan ini dibalas Rusia dengan mengusir 23 diplomat Inggris dan memberi waktu satu pekan untuk pergi.
Baca: Giliran Rusia Tendang Keluar Diplomat Inggris dari Negeri Itu
“Kami tidak akan pernah mentoleransi ancaman terhadap warga negara Inggris dan lainnya di tanah Inggris dari pemerintah Rusia,” kata May dalam forum internal Partai Konservatif di London, Sabtu, 17 Maret 2018 waktu setempat.
Dia melanjutkan,”Inggris telah menerima dukungan penuh dari teman-teman kami dan sekutu di seluruh dunia.”
Presiden Rusia Vladimir Putin, mendengarkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu saat parade militer selama perayaan Hari Angkatan Laut di St. Petersburg, Rusia, 30 Juli 2017. AP Photo
Baca: PM Inggris May Sebut Rusia Terlibat Insiden Racun Eks Intel
Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Inggris, Laurie Bristow, untuk memberitahukan tindakan balasan pengusiran atas para diplomat Inggris.
Kepada media, Bristow mengatakan Inggris mengusir diplomat Rusia setelah Moskow dinilai gagal menjelaskan bagaimana racun syaraf Novichok bisa sampai ke Salisbury dan mengenai Skripal dan putrinya.
Skripal merupakan agen ganda yang ditangkap petugas Rusia dan ditukar dengan agen Rusia lainnya, yang tertangkap NATO.
Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan telah mengantisipasi respon Rusia ini dan akan menjaga para stafnya yang diusir pulang. “Respon Rusia ini tidak mengubah fakta ada upaya pembunuhan terhadap dua orang di wilayah Inggris, yang menunjukkan keterlibatan pemerintah Rusia,” begitu pernyataan kementerian.
Rusia menambahkan sanksi dengan menutup British Council, yang menjadi wahana untuk menghubungkan budaya kedua negara. Rusia juga menutup konsulat jenderal Inggris di St. Petersburg.