TEMPO.CO, Jakarta - Jelang pelaksanaan Pemilu 2019, perwakilan Indonesia di Malaysia mulai bersiap melakukan pendataan jumlah dan identitas WNI, yang hendak memberikan hak suara.
Konsul Jenderal Indonesia di Kuching, Malaysia, Jahar Gultom, menjelaskan pihaknya sudah membentuk Panitia Pemilihan Luar Negeri atau PPLN 2019 dan juga sudah menyusun program kerja untuk pendataan WNI.
Ilustrasi logistik pemilu. dok.TEMPO
Dalam proses pendataan ini, KBRI, KJRI dan imigrasi saling bekerja sama untuk memverifikasi data-data. Sedangkan pemungutan suara nanti akan dilakukan dengan sistem drop box.
"Pemungutan suara hanya diadakan di beberapa titik karena tidak mungkin mendatangi setiap perkebunan kelapa sawit tempat para TKI bekerja. Persiapan kami untuk pelaksanaan pemilu ini sudah oke, panitia pun pemilu sudah oke dan tinggal dilantik pada Selasa depan," kata Jahar.
Jahar menjelaskan para WNI di Serawak, Malaysia, berkontribusi sangat tinggi, yakni sekitar 80 persen pada pemilu Presiden 2014. Pada pemilu itu, tercatat ada 104 ribu pemilih yang terdaftar. Sedangkan untuk pemilu 2019, diperkirakan jumlah pemilih akan mencapai 110.000 pemilih.
Pengumpulan data para WNI ini terkait hak memberikan suara dalam pesta demokrasi membutuhkan kerja keras yang konsisten. Sebab ini bukan hal mudah dikerjakan. Namun lewat data penerbitan paspor kepada para TKI di
Malaysia dan sinergi dengan panitia pemilihan umum, perwakilan Indonesia di Malaysia berharap ini akan lebih mudah dikerjakan.