TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina marah dan menegaskan, menentang keras peraturan baru Presiden Donald Trump yang memungkinkan pejabat tinggi Amerika Serikat melakukan perjalanan resmi ke Taiwan dan sebaliknya.
Kedutaan Besar Cina di Washington pada Sabtu, 17 Maret 2018, mengatakan peraturan baru Trump itu melanggar Kebijakan Satu Cina.
Baca: Trump Resmi Izinkan Pejabat Tinggi AS Kunjungi Taiwan
"Klausul dari Undang-undang Perjalanan Taiwan sangat melanggar prinsip Satu Cina," demikian isi pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan besar Cina di Washington. "Cina sangat tidak puas dengan itu dan dengan tegas menentangnya."
Pernyataan tersebut juga menambahkan, AS harus berhenti melakukan hubungan resmi ataupun memperbaiki hubungan saat ini dengan Taiwan secara substantif.
Gedung Putih mengatakan, Trump telah menandatangani "Taiwan Travel Act," pada Jumat, 16 Maret 2018 yang memberikan peluang kunjungan antara pejabat Amerika Serikat dan Taiwan di semua tingkat.
Baca: Cina Kesal, Pebisnis Asing Sebut Taiwan, Hong Kong, Tibet Negara
Seperti dilansir South China Morning Post pada 17 Maret 2018, perwakilan AS selama ini kerap berkunjung ke Taiwan dan pejabat Taiwan sesekali mengunjungi Gedung Putih, namun pertemuan biasanya dilakukan oleh pejabat rendah untuk menghindari pelanggaran terhadap Cina.
Washington memotong hubungan diplomatik formal dengan Taiwan pada tahun 1979 untuk mendukung Beijing. Tapi tetap mempertahankan hubungan dagang dengan pulau itu dan menjual senjata, sehingga membuat Cina marah.
Taiwan telah memerintah sendiri sejak berakhirnya perang saudara pada tahun 1949, namun Beijing selalu menganggapnya sebagai provinsi pemberontak. Cina selama ini menunggu penyatuan kembali Taiwan, bahkan mengancam akan melakukannya dengan paksa jika perlu.
Baca: Warganya Dikirim ke Cina, Pemerintah Taiwan Protes Indonesia
Ini bukan pertama kalinya Trump memancing kemarahan Beijing terkait Taiwan. Sebelum pelantikannya, Trump membuat marah Beijing setelah berbicara melalui telepon ke Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Namun, Trump kemudian mengatakan kepada Presiden Cina Xi Jinping bahwa dia akan menghormati kebijakan di mana Amerika Serikat mengakui bahwa hanya ada satu Cina, yang mencakup Taiwan.