TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi khusus ASEAN-Australia ( KTT ASEAN-Australia ) akan mengeluarkan nota kesepahaman, MoU, untuk menyatukan operasi intelijen cyber dan sumber daya kepolisian di seluruh kawasan ini untuk pertama kalinya.
Nota kesepahaman itu dikeluarkan hari Sabtu, 17 Maret 2018, seperti dikutip dari Channel News Asia. ASEAN dan Australia telah menjadi mitra dialog sejak tahun 1974.
Baca: Korea Utara Lakukan Cyber Crime Bukan untuk Intelijen, tapi...
Sebelumnya, Australia memperingatkan negara-negara ASEAN tentang penggunaan aplikasi pesan terenkripsi oleh teroris sebagai ancaman terbesar yang dihadapi oleh badan intelijen di zaman modern.
Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton mengatakan pada KTT khusus ASEAN-Australia di Sydney pada Sabtu, 17 Maret 2018 bahwa penggunaan jaringan gelap oleh ekstremis dan penjahat lainnya merupakan masalah bersama. Dia kemudian mendesak respon bersatu dan kohesif dari ASEAN.
"Penggunaan aplikasi pesan terenkripsi oleh teroris dan penjahat lainnya berpotensi mendegradasi kemampuan intelijen yang paling signifikan di zaman modern," kata Dutton seperti dilansir Channel News Asia pada 17 Maret 2018.
Baca: Intelijen Jerman Laporkan Peningkatan Serangan Cyber Rusia
Dutton menambahkan satu-satunya cara untuk menghadapi ancaman tersebut adalah dengan bersatu. Dia juga menekankan bahwa meningkatnya penggunaan internet oleh kelompok-kelompok seperti ISIS untuk tujuan radikalisasi dan merekrut anggota baru juga harus dihadapi bersama-sama.
"Sementara negara kita fokus untuk melawan ancaman terorisme yang sedang berlangsung di dalam negeri, akan menjadi kesalahan untuk mendekati masalah ini dari perspektif nasional yang murni. Terorisme dan ekstremisme kekerasan melampaui batas negara," katanya.
Menurut Datton, melawan ancaman tersebut memerlukan upaya regional terpadu yang melibatkan koordinasi antara badan penegak keamanan dan penegakan hukum nasional masing-masing.
Baca: Cina Dituduh Lakukan Aksi Intelijen Besar-Besaran di Australia
Australia sejauh ini telah menggelontorkan dana yang lumayan banyak untuk membantu negara-negara ASEAN memerangi terorisme dan radikalisasi. Namun dianggap masih belum cukup karena telah diperburuk oleh teroris yang keluar dari Suriah dan Irak setelah kehancuran ISIS di wilayah tersebut.
Australia telah menderita enam serangan teror dalam beberapa tahun terakhir serta beberapa rencana lainnya yang berhasil digagalkan, termasuk sebuah rencana untuk meledakan pesawat yang terbang dari Sydney.