TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana, membagi-bagikan uang saat mengunjungi Community Learning Center atau CLC Ladang Taniku di Miri, Sarawak, Malaysia. Mereka yang kebagian uang 100 ringgit adalah murid-murid CLC yang berani mengajukan pertanyaan padanya.
"Ayo siapa mau bertanya. Tanya apa saja, tanya apa saya sudah menikah atau belum, itu juga boleh," canda Rusdi, pada Jumat, 16 Maret 2018 di Miri, Sarawak, Malaysia.
Duta Besar RI untuk Malaysia Rusdi Kirana, berdialog dengan TKI yang bekerja di perkebunan saat meresmikan pembukaan Community Learning Center di Miri, Sarawak, Malaysia, 16 Maret 2018. TEMPO/Suci Sekarwati
Di Ladang Taniku, Miri, Sarawak, Malaysia, terdapat sekitar 600 TKI dan 48 anak-anak TKI. Rusdi menjelaskan, satu saja ada WNI di suatu wilayah, maka negara wajib hadir.
Dihadapan para TKI dan anak-anak mereka yang bersekolah di CLC Ladang Taniku, Rusdi menjelaskan Indonesia akan memberikan layanan BPJS Ketenagakerjaan kepada para TKI. Ini dilakukan untuk memastikan anak-anak TKI tetap sekolah jika orang tua mereka meninggal dunia. Bukan hanya itu, Indonesia pun akan mengoptimalkan layanan BRI agak bisa membantu memberikan bantuan modal bagi TKI yang pulang ke Indonesia.
"Buat pemerintah, TKI mau pulang atau tidak, tidak apa-apa. Yang penting tidak ada perasaan tersiksa. Kita boleh makan nasi dengan garam, tapi yang penting anak-anak ini menjadi orang sukses, seperti menjadi dokter atau bekerja di sektor formal. Maka sekolah penting, kalau anak-anak tidak mau sekolah, disabet pakai kasih sayang. Mereka harus sekolah, ini adalah anak-anak masa depan negara, harus dikasih pendidikan," kata Rusdi.
Duta Besar Rusdi menjelaskan dalam dua tahun-tiga tahun ke depan, Indonesia akan membangun Sekolah Kejuruan (SMK) di Sarawak,
Malaysia, seperti jurusan teknik mesin, perhotelan dan memasak. Rencana ini akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pengelola perkebunan. Namun yang terpenting dari pelaksanaan rencana ini para TKI harus mampu meyakinkan anak-anaknya untuk terus bersekolah dan bukan mengajak anak-anak ikut menjadi bekerja di ladang.