TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Viktorovich Lavrov, bersepakat memperkokoh kerja sama ekonomi kedua negara. Saat ini total perdagangan kedua negara tercatat sekitar US$2.5 milyar atau Rp34,3 triliun, naik sekitar 19.7% dari 2016.
Baca: Indonesia Minta Dukungan Rusia Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov di Moscow, Rusia, Rabu, 14 Maret 2018. Pertemuan keduanya diantaranya membahas soal kerja sama bidang ekonomi. FOTO/Kemenlu
Dalam keterangan tertulis pada Rabu, 14 Maret 2018, pemerintah Indonesia sangat menghargai perlakuan adil produk-produk kelapa sawit Indonesia untuk masuk pasar Rusia. Saat ini sekitar 80 persen kebutuhan kelapa sawit Rusia disuplai dari Indonesia dan sekitar 40 persen ekspor Indonesia ke Rusia adalah kelapa sawit.
Selain membahas upaya memperkuat hubungan ekonomi Indonesia-Rusia dan bilateral kedua negara, Retno dan Lavrov juga membicarakan masalah yang sedang dihadapi Palestina. Ke dua Menlu sepakat bahwa two state solution merupakan solusi terbaik untuk perdamaian Palestina.
Baca: Ekspor Indonesia ke Rusia Naik, Jualan Apa?
Dalam kesempatan bilateral itu, Retno dan Lavrov juga sepakat untuk terus mendukung UNRWA dalam membantu para pengungsi. UNRWA atau United Nations Relief and Works Agency adalah lembaga kemanusiaan di bawah PBB yang fokus menangani para pengungsi Palestina dan didanai secara sukarela oleh hampir seluruh anggota PBB.
Sebelumnya pada Januari 2018, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan telah membekukan sebagian dana untuk UNRWA. Amerika Serikat merupakan negara donor terbesar untuk UNRWA dengan bantuan sekitar US$ 370 juta atau sekitar Rp 5 triliun. Kesepakatan yang dibuat Retno dan Lavrov untuk terus mendukung UNRWA diharapkan menjadi angin segar bagi para pengungsi Palestina.