TEMPO.CO, Jakarta - Amnesty International melaporkan, militer Myanmar membangun 3 markas baru di atas lahan yang dulunya berdiri bangunan warga Rohingya di negara bagian Rakhine.
Laporan Amnesty International yang berdasarkan hasil citra satelit menunjukkan sedang terjadi pembangunan secara masif di beberapa tempat yang sebelumnya merupakan pemukiman etnis minoritas Rohinngya. Bangunan yang masih utuh dirobohkan. Empat masjid yang kokoh berdiri meski dilanda kebakaran beberapa waktu lalu, telah dihancurkan dengan sengaja.
Baca: Myanmar Hancurkan 55 Desa Rohingya di Rakhine
Di atas lahan etnis Rohingya dibangun perumahan dan jalan raya. Selain itu 3 markas tentara juga sedang dibangun.
"Apa yang kita lihat di negara bagian Rakhine adalah perampasan tanah oleh militer dalam skala besar," kata Tirana Hassan, Direktur respons krisis Amnesty International dalam pernyataannya pada hari Senin, 12 Maret 2018, seperti dikutip dari Malaysia Kini.
Di satu desa Rohingya di Rakhine, citra satelit menunjukkan ada bangunan baru berupa pos polisi perbatasan yang letaknya di dekat masjid yang sudah ambruk.
Baca: Kisah Horor Penemuan 5 Kuburan Massal Rohingya di Myanmar
Pemerintahan Myanmar dengan pimpinan peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan militer menjelaskan, buldozer di Rakhine untuk membangun jalan ke pemukiman baru warga Rohingya yang kembali dari pengungsian. Tidak ada penjelasan lebih rinci atas laporan Amnesty.
Myanmar dan Bangladesh telah sepakat pada November tahun lalu untuk memulangkan orang-orang Rohingya yang melarikan diri dari kampung halamannnya di Rakhine. Myanmar mengatakan kamp sementara untuk menampung Rohingya yang kembali sudah siap, namun prosesnya belum dimulai.