TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Jumat, 9 Maret 2018, menyatakan Rusia siap membantu Inggris melakukan investigasi penyebab eks agen rahasianya sekarat.
"Namun tidak perlu ada tuduhan yang tak berdasar di televisi," ucap Lavrov kepada wartawan seperti dikutip CNN, Jumat. Pernyataan Lavrov tersebut sepertinya diarahkan kepada Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson.
Baca: Agen Rahasia Rusia Diracun, Inggris Kirim Pasukan ke Salisbury
Asisten Komisaris Kepolisian Metropolitan, Mark Rowley bersama dengan Chief Medical Officer Sally Davies, memberi pernyataan pers mengenai Sergei Skripal dan putrinya Yulia yang diracuni di pusat Salisbury, Inggris, 7 Maret 2018. REUTERS/Henry Nicholls
Sebelumnya, pada pekan ini, juru bicara Kedutaan Besar Rusia di London menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson yang mengatakan ada keterlibatan negara dalam insiden racun yang menimpa Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya, Yulia, 33 tahun.
Menurut juru bicara, seperti dilaporkan CNN, komentar Johnson di televisi itu mempolitisasi insiden racun dan menyerang media demi kepentingan Inggris.
Bekas agen rahasia Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, ditemukan sekarat di luar pusat perbelanjaan di selatan Inggris, Salisbury, Ahad petang, 4 Maret 2018, waktu setempat. Peristiwa ini menyimpan teka-teki, siapa yang berbuat.Manten intelijen Rusia dan Inggris, Sergei Skripal sekarat terkena zat tak dikenal di Inggris [Independent.co.uk/AP]
Untuk mengungkap kejadian tersebut, Inggris perlu mengirimkan 180 personel militer terdiri atas pasukan dari Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut, Jumat, 9 Maret.
Baca: Rusia Menolak Terlibat di Insiden Racun Agen Rahasia di Inggris
Kondisi Skripal dan putrinya, kata Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd ketika mengunjungi Salibusy, 'sangat serius' sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.